Harianjogja.com, JOGJA—Satu jemaah calon haji (calhaj) Jogja kloter 21 regu enam sempat dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) untuk mendapatkan perawatan medis.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kota Jogja Hasto Perwiro Utomo mengungkapkan berdasarkan laporan yang ia terima secara umum kondisi jemaah haji masih dalam keadaan cukup sehat.
Hanya saja, salah satu jemaah calhaj harus mendapatkan perawatan karena sakit namun sudah mendapatkan penanganan terbaik di BPHI.
Ia menyebut banyak faktor yang menyebabkan jamaah calhaj jatuh sakit seperti faktor mental dan fisik. “Mental itu mungkin karena berpisah dengan keluarga atau ada masalah yang belum diselesaikan. Kalau fisik ya kelelahan dan perbedaan cuaca,” ucap dia, Senin (23/9/2013).
Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan pembekalan mental pada dasarnya sudah diberikan saat manasik haji. Namun terkadang kondisi langsung lebih berat dari saat pembekalan. Untuk itu pihaknya terus memberikan imbauan kepada calhaj agar siap dan memperkuat mental. Terlebih nantinya setelah bergerak ke Mekah, tantangan yang dihadapi calhaj akan lebih berat.
“Selama di Madinah ini kan melaksanakan 40 kali salat. Pulang pergi hotel masjid mungkin akan menjadi akumulasi kelelahan. Di Madinah nanti juga mereka akan masak sendiri, tantangan lebih berat,” terang dia.
Selain salah satu jemaah haji yang sakit, salah seorang calhaj juga melaporkan kehilangan uang 1500 real pengembalian saat di Donohudan. Meski baru satu laporan dan tidak berakibat fatal, calhaj tetap dihimbau berhati-hati terlebih saat meninggalkan barang berharganya disuatu tempat.
“Kehilangan ini tidak sampai berakibat buruk. Umumnya calhaj lain akan melakukan iuran untuk membantu calhaj yang kekurangan,” tandas dia.