Jogja
Jumat, 21 Juni 2013 - 11:44 WIB

Jamkesmas Lansia Panti Jompo Dicabut

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Lansia (JIBI/dok)

Foto Ilustrasi Lansia
JIBI/Harian Jogja/Reuters

JOGJA-Puluhan penghuni panti jompo Wreda Budi Darma sejak 2013 tak lagi menerima kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Ironisnya, di lingkungan panti sendiri tak ada klinik khusus untuk memberi layanan kesehatan bagi penghuni.

Advertisement

Kondisi itu menjadi persoalan yang dihadapi pengurus panti jompo tersebut. Pasalnya, penghuni yang sudah renta sangat akrab dengan penyakit. Selain itu, sejumlah penghuni ada yang mengidap penyakit komplikasi hingga kanker.

“Kami jelas bingung dengan kebijakan tersebut. Pernah tiga orang penghuni panti ditolak rumah sakit gara-gara Jamkesmasnya sudah tak berlaku, surat rekomendasi saya juga tidak digunakan,” keluh Kepala Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Panti Wreda Budi Darma, Sih Harto kepada Harian Jogja, Selasa (18/6/2013).

Advertisement

“Kami jelas bingung dengan kebijakan tersebut. Pernah tiga orang penghuni panti ditolak rumah sakit gara-gara Jamkesmasnya sudah tak berlaku, surat rekomendasi saya juga tidak digunakan,” keluh Kepala Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Panti Wreda Budi Darma, Sih Harto kepada Harian Jogja, Selasa (18/6/2013).

Menurutnya, pencabutan Jamkesmas bagi penghuni panti jompo tersebut disebabkan adanya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang baru. Sayangnya, UPT belum menerima penjelasan terkait aturan tersebut. Padahal, tanpa perlindungan Jamkesmas, para lansia penghuni panti kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Apalagi, di lingkungan tersebut tidak ada klinik khusus untuk memeriksa kesehatan para penghuni.

Advertisement

Dalam setahun, sambungnya, UPT menerima anggaran sekitar Rp500 juta. Dana tersebut sebagian besar dialokasikan untuk operasional dan kebutuhan para penghuni panti mulai kebutuhan konsumsi sehari-hari hingga kebutuhan lainnya. Sih mengatakan, saat ini terdapat 58 penghuni dan beberapa di antaranya membutuhkan penanganan khusus.

“Ada satu orang yang terkena kanker dan harus melakukan cuci darah, bahkan sampai dua kali dalam seminggu. Kami berharap, ada perhatian lebih terhadap mereka. Kami pernah minta bantuan tenaga medis, tetapi banyak beralasan sibuk,” tukasnya.

Selain persoalan Jamkesmas, Sih mengaku risau dengan kondisi bangunan di lokasi tersebut. Pasalnya, selain beberapa bagian bangunan mengalami pelapukan, sejumlah bagian di panti tersebut sudah puluhan tahun lamanya tidak direhab.
“Banyak kayu yang sudah lapuk. Ya, kami bisanya memperbaiki kerusakan kecil. Bagaimana lagi, sudah diajukan tetapi belum dapat tanggapan,” katanya.

Advertisement

Salah seorang penghuni panti, Dalisah, 75, mengatakan perlu adanya klinik kesehatan khusus untuk para lansia. Hal itu dilakukan agar para penghuni bisa ditangani langsung kalau ada yang sakit.

“Ya, kalau sakit memang tinggal minta obat sama petugas. Tapi kalau ada dokter sendiri malah itu lebih baik,” harapnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif