SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

KULONPROGO—Penyebaran kartu jaminan kesehatan masyarakat yang tidak tepat sasaran memunculkan polemik. Desa pun kena imbas karena jadi kambing hitam program Jamkesmas milik pemerintah itu.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Di Desa Banaran, Kecamatan Galur, pembagian kartu Jamkesmas sempat menjadi topik hangat. Dari 2043 kartu Jamkesmas, justru 40% di antaranya ditujukan untuk warga kecukupan dan dua orang penderita gagal ginjal dan secara ekonomi kurang mampu tidak mendapatkan jatah Jamkesmas lagi di periode 2013 ini.

“Kami tidak dilibatkan dalam pendataan dan akhirnya warga menuding Pemdes. Untuk saat ini semuanya hampir tidak ada masalah karena kami membuat permohonan susulan untuk warga kurang mampu yang tidak kebagian kartu Jamkesmas,” papar Kepala Desa Banaran, Dwi Haryanto, kepada Harian Jogja, Selasa (29/1/2013).

Di Dusun Mentobayan, Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo juga demikian. Di wilayah itu bahkan ada pensiunan pegawai negeri sipil  yang menerima kartu Jamkesmas dan membuat kepala dusun tidak berani menyebarkan kartu Jamkesmas.

Penyebaran baru dilakukan setelah situasi kondusif, itu pun setelah melalui musyawarah dengan Pemdes dan Puskesmas. “Kalau saya terburu mengedarkan, tentu warga akan menganggap saya pilih kasih,” ujar Kepala Dusun Mentobayan, Puji Sudarsih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya