SOLOPOS.COM - BUDIDAYA JAMUR MERANG—Jamur merang yang berwarna putih dan bulat mulai memenuhi jerami, Rabu (30/5). Setiap harinya Kelompok Tani Lestari Makmur, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul dapat menghasilkan 30 kg- 40 kg jamur. (JIBI/Harian Jogja/Annisa Margrit)

BUDIDAYA JAMUR MERANG—Jamur merang yang berwarna putih dan bulat mulai memenuhi jerami, Rabu (30/5). Setiap harinya Kelompok Tani Lestari Makmur, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul dapat menghasilkan 30 kg- 40 kg jamur. (JIBI/Harian Jogja/Annisa Margrit)

Tidak jauh dari Jalan Raya Wates, melewati kantor Desa Argorejo dan hamparan sawah sekitar satu kilometer, terlihat beberapa rumah plastik. Rumah-rumah ini berjejer lima-lima dalam dua baris. Bau menyerupai jamur goreng tercium dari kawasan itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Di lokasi itulah terdapat sentra pembudidayaan jamur merang milik Kelompok Tani Lestari Makmur, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul. Namun, tidak ada jamur goreng di situ. Yang ada adalah sepuluh rumah tempat jamur-jamur merang tumbuh dan dipanen.

“Pertama, jerami ditumpuk dan dibasahi sampai padat. Setelah itu, ditutup plastik selama tiga hari. Lalu, tumpukan jerami dibalik dan ditebari bekatul yang sudah dicampur kapur, setebal 20 sentimeter,” papar Sudiman, salah satu petugas pembudidaya jamur kepada Harian Jogja, Rabu (30/5).

Lapisan bekatul dan kapur itu kemudian ditutup lagi dengan jerami. Lapisan itu ditaburi bekatul dan kapur, lalu ditutup lagi dengan jerami, berkali-kali hingga habis. Setelah itu, tumpukan jerami itu didiamkan selama dua hari.

Pada hari kedua, tumpukan itu dibalik. Lalu dibiarkan kembali selama tiga hari. Setelah itu, barulah tumpukan jerami dimasukkan ke rumah plastik tadi dan didiamkan selama sebelas hari.

Rumah plastik itu sebenarnya gabungan batang-batang bambu yang dibangun menyerupai rumah. Hanya saja, dindingnya dipasangi plastik tebal sebagai ganti batu bata atau batako.

“Setelah dimasukkan ke rumah, jamur memasuki masa pasteurisasi. Uap air dialirkan dari pemanas di luar, memanaskan media jerami tadi,” terang Sudiman. Panasnya harus dijaga di suhu 60-65 derajat celcius. Waktunya pun ditetapkan selama delapan jam. Tidak kurang dan tidak lebih.

Selama proses itu, rumah tidak boleh diganggu. Setelah dua hari, baru rumah bisa dibuka dan di media jerami tadi ditaburi bibit jamur.

Belum selesai sampai di sini, setelah ditebari bibit, jerami ditutup kembali. Baru pada hari kedelapan bisa dibuka. “Dalam dua atau tiga hari setelah itu, jamur sudah tumbuh,” sebut Sudiman.

Saat panen, tiap rumah dapat menghasilkan sekitar 80 kg sampai 100 kilogram jamur merang. Panen bisa berlangsung selama beberapa hari.  “Harga jualnya sekitar Rp20.000 per kilogram.”

Mardjan adalah pengelola sekaligus perintis sentra pembudidayaan jamur merang tersebut. Dia juga anggota Kelompok Tani Lestari Makmur.

Jamur merang merupakan satu dari beberapa lini konsentrasi Kelompok Tani Lestari Makmur. Selain komoditas ini, kelompok tersebut juga mengelola persawahan, pertanian sayur dan buah, serta peternakan.

Menurut Mardjan, membudidayakan jamur merang membutuhkan ketekunan karena risiko gagal panen yang cukup besar. “Jamur merang bergantung pada cuaca. Dengan cuaca yang berubah-ubah seperti sekarang, produksi jamur kami agak terganggu,” urai dia.

Jamur merang, tambah dia akan tumbuh subur di musim penghujan, antara Oktober hingga Januari, karena tingkat kelembapannya tinggi. Sebaliknya, di musim kemarau panennya akan turun.

Mardjan menuturkan permintaan terhadap jamur merangnya mencapai 70 kg-80 kg per hari. Sedangkan, tiap hari pihaknya hanya dapat memenuhi 30 kg-40 kilogram saja.

“Jadi kami belum bisa memenuhi permintaan dari pelanggan. Bisa saja kami menambah rumah, tapi biaya operasional pasti bertambah juga. Itu belum bisa kami tutupi,” kata dia.

Tiap bulan, Lestari Makmur bisa mendapatkan Rp13 juta-Rp15 juta dari jamur merang. Namun, keuntungan itu belum dipotong biaya operasional dan upah pegawai. Untuk jerami sebagai media tumbuhnya jamur, mereka harus mengeluarkan Rp375.000 untuk dua ton jerami.

“Keuntungan bersih tiap bulan hanya sekitar Rp1,5 juta,” sebut Mardjan. Pelanggan jamur merang Lestari Makmur datang dari pedagang sekitar DIY. Meskipun terkadang ada permintaan dari kota-kota lain, seperti Semarang dan Temanggung.

Kelompok tani ini menjalin kemitraan dengan Bank Indonesia. Mereka mendapatkan bantuan fisik dan sumber daya manusia (SDM). Bantuan fisik seperti bantuan pembangunan rumah plastik, sedangkan dari sisi SDM berupa pelatihan pertanian.

“Jamur merang memiliki pasar yang cukup besar, karena sampai sekarang saja kami masih kewalahan menerima permintaan. Beberapa permintaan berskala besar terpaksa ditolak karena kami tidak sanggup,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya