SOLOPOS.COM - Ikang Yulianto tengah memperlihatkan sisa-sisa jamur tiram yang diserang nyamuk, Selasa (16/12/2014). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Petani jamur di Dusun Dunggubah II, Duwet, Wonosari, mengeluh serangan nyamuk yang membuat jamur tiram cepat busuk.

Petani jamur Ikang Yulianto mengatakan, selama musim hujan serangan nyamuk semakin banyak.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Nyamuk bertelur pada jamur yang sudah mulai tumbuh. Larva yang menetas, membuat jamur cepat menguning dan busuk.

“Jamurnya jadi banyak larva dan tidak laku dijual untuk jamur crispy. Tapi, masih bisa dimasak asalkan dicuci dengan air panas untuk membunuh larva-larva itu,” ungkap dia di Dunggubah II, Duwet, Wonosari, Selasa (16/12/2014).

Salah satu cara yang ia pakai untuk menghalau nyamuk yakni dengan memasang racun nyamuk. Ia juga mengaku mendapatkan saran untuk menyemprot jamur dengan pestisida, namun ia urung melakukannya.

“Saya takut jamurnya jadi beracun kalau disemprot obat. Katanya ada obat semprot organik tapi sayangnya di Gunungkidul tidak ada,” ujar dia.

Setidaknya, 50% atau 250 baglog jamur miliknya yang terkena serangan nyamuk. Ikang mengaku, ia sudah sempat panen jamur sebelum ada serangan nyamuk. Sehingga, Ikang sudah mengecap keuntungan dari bisnis yang ia mulai rintis enam bulan lalu.

“Dari modal Rp1 juta, saya sudah mendapatkan keuntungan Rp500.000,” imbuh dia.

Harga jamur tiram dinilai cukup bagus. Menurutnya, satu kilogram jamur tiram ia jual dengan harga Rp12.000. Ia menjual jamur ke pasar tradisional atau pun ke penjual sayur keliling.

Setelah baglog (bibit jamur) diterima, Ikang harus menunggu hingga satu bulan sebelum jamur tersebut tumbuh. Setelah tumbuh, ia bisa panen setiap hari dalam kurun waktu tiga bulan. Setelah itu, ia harus mengganti dengan baglog baru.

“Awalnya saya mencoba 500 baglog. Saat ini saya kembali menurunkan 1.000 baglog,” ungkap dia.

Selain masalah nyamuk, ia juga harus waspada dengan suhu yang terlalu dingin untuk jamur. Menurutnya, jamur tiram bisa tumbuh subur pada suhu antara 28-35 derajat celcius.

Jika, suhu terlalu dingin jamur akan sulit tumbuh. Sebaliknya, jika suhu terlalu panas, jamur cepat menguning dan busuk.

“Jika suhu terlalu dingin, jamur saya siram air agar suhunya meningkat. Sedangkan untuk menyiasati suhu yang panas, kandang jamur dibuat agak tinggi sehingga sirkulasi udara lebih lancar,” ungkap pria berusia 24 tahun tersebut.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY Sumarno mengatakan, pembasmian hama bisa dilakukan dengan cara yang lebih ramah tanpa menggunakan bahan kimia. Begitu juga pemupukan.

“Dengan obat yang alami, maka efeknya lebih bagus untuk tanaman dan lingkungan,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya