SOLOPOS.COM - Foto JIBI/Harian Jogja/ MG Noviarizal Fernandez Marlan, Kepala Dusun Ngrandu, Kaliagung, Sentolo yang mempelopori dusun bebas asap rokok.

Foto JIBI/Harian Jogja/ MG Noviarizal Fernandez
Marlan, Kepala Dusun Ngrandu, Kaliagung, Sentolo yang mempelopori dusun bebas asap rokok.

Tak mudah menciptakan kawasan bebas rokok. Apalagi untuk satu dusun. Tetapi Dusun Ngrandu, Desa Kaliagung, Sentolo Kulonprogo terus berjuang untuk mewujudkannya. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, MG Noviarizal Fernandez.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Belasan pemuda usia belasan tahun terlihat memenuhi tanah lapang di Dusun Ngrandu, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo. Meski peluh berguguran, mereka tetap sigap melompat untuk block dan smash demi meraih poin dalam pertandingan bola voli.

Jelang mahrib, pertandingan pun dihentikan. Bukan karena kelelahan, masing-masing segera kembali ke rumahnya sembari menunggu panggila azan.

Beberapa waktu berlalu. Ada yang terasa beda di tengah masyarakat itu. Jarang sekali ditemukan anak muda merokok seperti yang banyak terlihat di banyak daerah.

“Ya syukurlah, sekarang mereka [kaum muda Dusun Ngrandu] sudah tidak ada yang merokok lagi,” tutur Kepala Dusun, Marlan saat disambangi di kediamannya, tidak jauh dari tanah lapang tersebut, belum lama ini. Saat ditemui, dia cuma mengenakan celana pendek dan kaos bercorak.

Semua itu bermula ketika sang kadus mengambil tongkat estafet kepemimpinan dari kerabatnya 2011 silam. Ia melihat, ada fenomena yang tidak sehat di dusun tersebut.

Bayangkan saja, tidak sedikit anak kecil yang merengek minta jajan, atau membeli buku, tapi tidak diinidahkan orangtuanya. Sang ayah justru lebih memilih membeli rokok dan mengacuhkan anaknya.

“Tidak cuma itu. Berbagai tikar inventaris dusun mudah rusak karena saat dipakai pertemuan, banyak kaum pria yang merokok sehingga tikar dilubangi puntung rokok yang jatuh. Kalau terus-terusan seperti ini tentu tidak baik juga,” ulas Marlan sambil berbincang di beranda rumah joglo miliknya itu.

Mayoritas masyarakat di dusun tersebut berasal dari kalangan ekonomi lemah. Sang Kadus berpikir, karena ekonomi lemah, tentu saja segala pengeluaran yang tidak perlu, seperti rokok, sebaiknya disetop. Akan lebih berbahaya lagi jika akibat sering merokok, warga jatuh sakit dan berujung membengkaknya biaya pengobatan.

Dia pun mengatur siasat. Anak muda yang tergabung dalam karangtaruna didekati dan diberi pengertian untuk tidak merokok. Kebetulan, hal itu mudah dilakukan karena rapat karangtaruna selalu digelar di rumahnya.

“Sebagai ganti, saya alihkan mereka pada kegiatan olahraga. Ada voli, sepakbola dan kegiatan lainnya. Alhamdulilah, lama kelamaan, anak muda menjadi sadar dan saat ini tidak ad yang merokok” beber dia. Hal itu cukup berarti baginya, karena jika dikembangkan, 10-15 tahun yang akan datang, tentu warga dusun tersebut enggan untuk merokok.

Yang masih merokok saat ini, menurut Marlan hanyalah para kaum tua, yang jumlahnya tidak seberapa. Mereka boleh merokok, asalkan jangan di lokasi umum di mana terdapat orang banyak, seperti di sawah, atau kebun.

Pihak luar, yang bertandang ke dusun itu, juga bakal diingatkan soal larangan merokok di dusun tersebut. Alhasil, dalam kunjungan berikutnya di dusun itu, mereka tidak merokok. Contoh konkritnya, Kepala Desa Kaliagung, Sasmito Adi sejatinya merupakan perkokok. Tapi begitu masuk ke Ngrandu, dengan tahu dan mau, dia tidak menghisapnya.

“Efek dari gerakan bebas asap rokok ini menurut saya bisa dirasakan saat ini. Masyarakat bisa menyisihkan uang untuk hal yang berguna seperti membeli buku dan lain sebagainya. Saya bertekat untuk terus mensosialisasikan gerakan ini sambil juga memberikan contoh. Saya sendiri tidak merokok,” kata Marlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya