Jogja
Jumat, 27 Juli 2012 - 17:50 WIB

Jaring Eret Jadi Andalah Nelayan Pantai Samas

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BANTUL—Menjelang akhir musim ikan, sejumlah nelayan di Pantai Samas mulai jarang melaut. Selain mempertimbangkan risiko ombak besar, jumlah ikan hasil tangkapan di laut sudah jauh berkurang.

Advertisement

Padahal, saat ini nelayan sudah harus menyiapkan bekal untuk menyambut Lebaran pada Agustus mendatang. Lebih parah lagi, usaha ternak lele mereka terpuruk akibat intrusi (pencemaran air tanah oleh air laut) beberapa waktu lalu.

Agar dapur terus mengepul dan uang persiapan Lebaran terkumpul, mencari ikan dengan jaring eret menjadi solusi para nelayan di wilayah Desa Srigading, Sanden itu.

“Beruntungnya, hasil tangkapan dari jaring eret masih cukup memuaskan,” kata Tri Jarwanto, salah satu nelayan, Jumat (27/7).

Advertisement

Tri menuturkan, sejak Senin (23/7) lalu, rata-rata enam ikan berukuran besar dapat diperoleh dalam satu kali tebar jaring dari tepi pantai. Ikan jenis langon dan samanganti mendominasi tangkapannya. Berat satu ikan itu bisa mencapai lima kilogram bahkan lebih.

Harga ikan itu biasanya dipatok Rp12.000 per satu kilogram. Namun, jika persediaan ikan menipis sementara permintaan terus berdatangan, harga per kilogramnya bisa naik hingga Rp20.000.

Menurut Tri, musim ikan biasanya sepanjang bulan September hingga Juli. Sedangkan di bulan Juni hingga Agustus, ikan langon dan samanganti biasanya menepi ke perairan pantai secara bergerombol. “Ikan itu menepi karena suhu di tengah laut mulai dingin,” jelasnya.

Advertisement

Nelayan Pantai Samas yang lain, Mugari mengatakan belakangan ini jumlah penjaring eret di Pantai Samas terus bertambah. Bukan hanya di Pantai Samas saja, tetapi melebar sampai ke Pantai Goa Cemara, Sanden. “Kabar gemilangnya hasil tangkapan jaring eret menyebar cepat,” ungkapnya.(ali)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif