SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung sedang berjalan untuk masuk ke Gua Jomblang di Desa Pacarejo, Semanu. Objek wisata ini, selain sebagai destinasi minat khusus unggulan di Gunungkidul, juga sebagai salah satu geosite dalam kawasan Geopark Gunungsewu, Rabu (18/10/2017). (Harian Jogja/David Kurniawan)

“Jadi forum ini sangat penting sehingga ada rencana membentuk jaringan geopark Indonesia”

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pertemuan antar pengelola geopark se-Indonesia di Wonosari, pada Jumat (20/10/2017) lalu menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya untuk membentuk jaringan geopark Indonesia.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Sekretaris Geopark Gunungsewu Hary Sukmono mengatakan, pembentukan jaringan geopark Indonesia memiliki arti penting dalam pengembangan kawasan geopark yang ada di Indonesia. Latar belakang pembentukan tidak lepas dari pengelolaan yang masih sendiri-sendiri dan belum ada koordinasi yang baik di antara pengelola.

Dia menyontohkan, kerja sama yang terjalin masih terjadi antar pengelola, misalnya geopark Gunungsewu dengan Rinjani, sehingga kawasan lain tidak bisa berpartisipasi dalam kesepakatan yang telah dibentuk. Diharapkan dengan adanya forum ini maka keberadaan kawasan geopark dapat lebih maksimal karena ada satu wadah untuk saling bertukar pikiran dalam hal pengelolaan.

“Jadi forum ini sangat penting sehingga ada rencana membentuk jaringan geopark Indonesia,” kata Hary kepada wartawan, Minggu (22/10/2017).

Dia mengatakan, keberadaan jaringan ini untuk membangun sinergitas dalam pengelolaan geopark. Selain itu, jaringan Geopark Indonesia untuk menguatkan kemitraan jejeraing antar pengelola. Hary mengatakan, forum juga dapat memberikan dukungan terhadap daerah yang ingin mendirikan kawasan geopark atau peningkatan status dari geopark nasional hingga masuk ke dalam UNESCO global geopark network.

Untuk saat ini, lanjut Hary, baru Gunungsewu dan Gunung Batur yang masuk ke dalam jaringan geopark dunia. Sementara, untuk geoparknya lainnya seperti Cileteuh, Pelabuhan Ratu; Rinjani; Merangin, Jambi hingga Toba masih sebatas geopark nasional. “Diharapkan dengan adanya forum maka makin mempermudah untuk meningkatkan status geopark-geopark di Indonesia hingga masuk ke jaringan dunia,” ungkap dia.

Hary menegaskan, pembentukan jaringan geopark Indonesia masih dalam proses, salah satunya merumuskan AD/ART kelembagaan. Ia pun berjanji, setelah penyusunan kerangka kelembagaan selesai akan segera mengajukan pengesahan status dari Kementerian Hukum dan HAM. “Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah selesai dan bisa luncurkan jaringan geopark Indonesia. Untuk tagline di forum ini, kami mengambil tema Pro Bumi,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul ini.

General Manager Geopark Gunungsewu Budi Martono mengatakan, kerja sama antar pengelola sangat dibutuhkan sehingga dalam hal pengelolaan dapat lebih maksimal. “Jadi semua dapat saling bekerjasama dan membantu, terutama untuk mengimplementasikan peran geopark untuk konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya