SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

BANTUL–Seandainya Polisi Perairan (Polair) Polda DIY diizinkan memasang jaring pada kapal patroli untuk mencari ikan di laut, minimnya jatah bahan bakar minyak (BBM) untuk operasional tidak akan jadi persoalan.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Ikan hasil tangkapan bisa dijual untuk beli BBM. Tapi itu kan tidak mungkin,” kata Kasi Subdit Gakkum Polair Polda DIY, Kompol Sugiarta, saat ditanya terkait mangkraknya dua kapal patroli di Pelabuhan Sadeng, Gunungkidul.

November 2012, Polair Polda DIY mendapat bantuan kapal patroli C 3 Standar dari Pusat. Tidak lama berselang, Polair mendapat tambahan satu kapal patroli C 2 Standar pada awal 2013.

Hingga kini, kapal patroli C 3 Standar baru sekali dioperasikan saat uji coba bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY. Adapun Kapal C 2 Standar, yang spesifikasinya lebih tinggi dari C 3 Standar, sama sekali belum dioperasikan.

Pasalnya, jatah BBM Pertamax untuk Polair Polda DIY hanya 1.400 liter per bulan. Jatah itu hanya cukup untuk operasional sejumlah sepeda motor, mobil, dan truk dinas guna keperluan sehari-hari serta patroli darat.

Padahal, untuk perjalanan bolak-balik Sadeng – Congot, Kulonprogo yang membutuhkan waktu sekitar delapan jam, satu kapal patroli butuh BBM 600 liter.  Karena mahalnya biaya operasional kapal tersebut, Polair hanya menyisihkan jatah BBM untuk memanasi mesin kapal agar tidak rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya