Harianjogja.com, KULONPROGO—Penerapan pola tanam padi sesuai Peraturan Bupati (Perbup) No.29/2014 tentang Tata Tanam Tahunan Periode 2014-2015 melindungi petani dari dampak panjang kemarau tahun ini.
Memasuki musim tanam kedua pada 1 November nanti, kebutuhan air untuk pengairan diprediksi cukup. Anggota Gabungan Kelompok Tani Karya Sejahtera Nanggulan Muh Basri mengatakan, kondisi cuaca dan kemarau panjang seperti ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pertanian.
Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian
Dia mengungkapkan, baik dari sisi pengairan maupun pengendalian hama masih berjalan kondusif. “Penggunaan air mencukupi, apalagi untuk pertanian irigasi. Untuk wilayah Nanggulan memang sangat membutuhkan air, tak hanya pertanian tetapi juga untuk perikanan darat,” ujar Basri, Kamis (30/10/2014).
Basri memaparkan, irigasi dari Sungai Progo sampai saat ini masih mampu menyuplai kebutuhan air untuk pertanian. Hampir sebagian besar pertanian Nanggulan juga termasuk dalam penanaman padi golongan satu. Di mana masa tanam dilakukan antara bulan Agustus dan September.
Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Hadi Priyanto mengungkapkan, petani sudah mulai tertib menerapkan pola tanam yang telah diatur dalam Perbup.
Melalui pola tanam tersebut, ketersediaan air untuk pengairan di musim kemarau tetap terjamin. Penerapan tersebut dilakukan dengan mekanisme pembagian air irigasi.
“Petani sudah tertib melalukan pola tanam, sehingga kekurangan air tidak terjadi selama musim tanam golongan satu, maupun nanti pada golongan dua. Kebutuhan air irigasi di semua kawasan pertanian relatif mencukupi,” ujar Hadi.
Hadi mengaku, di musim kemarau panjang ini permintaan dropping air untuk pengairan juga ada beberapa. Namun, tidak terlalu banyak dan kebanyakan bukan untuk lahan pertanian padi.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
