SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar murah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Komoditas yang akan dijual di pasar murah yaitu lima bahan pokok utama, seperti gula pasir, minyak goreng, telur ayam, beras, serta daging ayam

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan pelaksanaan pasar murah di sejumlah kecamatan di daerah ini untuk menekan potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadan 1437 Hijriah.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

“Beberapa hari menjelang Ramadan kami mulai menggelar pasar murah untuk menstabilkan harga bahan pokok yang biasanya melonjak selama puasa hingga lebaran,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Budi Antono seperti dikutip Antara, Rabu (11/5/2016).

Menurut Budi, sejumlah komoditas yang akan dijual di pasar murah yaitu lima bahan pokok utama, seperti gula pasir, minyak goreng, telur ayam, beras, serta daging ayam.

“Lima komoditas itu kami anggap yang paling krusial dan rentan mengalami lonjakan harga dibandingkan kebutuhan pokok lainnya,” kata Budi.

Pelaksanaan pasar murah tahun ini, kata dia, akan dilakukan di sejumlah kecamatan pada tiga kabupaten, yakni Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul.

Pasar murah yang akan diselenggarakan selama enam kali mulai 30 Mei hingga 24 Juni 2016 antara lain akan berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Wonosari Gunung Kidul (30-31 Mei), halaman kantor Kecamatan Patuk Gunung Kidul (2-3 Juni), Kecamatan Kokap Kulon Progo (13-14 Juni), Kecamatan Imogiri Bantul (16-17 Juni), Kecamatan Jetis Bantul (20-21 Juni), dan Kecamatan Sentolo Kulon Progo (23-24 Juni).

“Jadi dua kali pasar murah akan kami laksanakan menjelang Ramadan, sisanya saat memasuki Ramadan hingga Lebaran nanti,” kata dia lagi.

Program itu, menurut dia, akan menggandeng Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY sebagai penyandang dana, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Bulog Divre DIY, serta sejumlah distributor dan UMKM di daerah itu.

Menurut dia, komoditas pokok akan dijual lebih murah dibandingkan di pasar umum karena mendapatkan subsidi dari pemerintah, meski saat ini belum ditetapkan besarannya.

“Untuk subsidi kami masih menunggu keputusan dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY. Proposal sudah kami ajukan, mudah-mudahan bisa lebih besar dari tahun kemarin,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya