SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
KULONPROGO—Jembatan Kali Pucung yang menghubungkan Dusun Mejing dan Dusun Sentul di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, telah retak sejak lima tahun lalu. Namun, pembangunan jembatan itu belum diprioritaskan sehingga keretakan itu semakin parah.
Kabag Pembangunan Desa Banjararum, Warudi, mengungkapkan jembatan di atas Kali Pucung itu retak akibat usia tua.
“Jembatan itu dibangun 1976, dan sampai saat ini tidak pernah ada pembangunan atau upaya penguatan. Jadi wajar jika retak,” jelasnya, kepada Harian Jogja, Kamis (3/5).
Retaknya jembatan terjadi pada bahu jembatan, yang terbuat dari cor batu. Jembatan yang masih bentuk kuno berupa plengkung itu memang belum miring, namun keretakan semakin parah. Hal ini karena dari retakan kecil pertama lima tahun lalu, hingga saat ini masih belum diperbaiki.
Jembatan itu menghubungkan empat dusun, yakni Klepu dan Mejing serta Brajan dan Sentul. Selama ini, jembatan itu menjadi jalur pertanian dan perkebunan untuk mengangkut hasil pertanian serta kayu milik warga.
Warudi mengungkapkan pihaknya telah memasukkan rencana pembangunan jembatan itu ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Desa (RPJMDes) pada tahun lalu, namun dalam pembahasan pembangunan desa, jembatan itu belum diprioritaskan. “Bahkan dari rencana kasar pembangunan desa hingga tahun 2014, jembatan itu belum bisa masuk anggaran,” ujarnya.
Parsidi, tokoh masyarakat Desa Banjararum yang setiap hari melalui jembatan Kali Pucung berharap jembatan itu segera diperbaiki, agar kerusakan tidak semakin parah. Menurut dia, jika dilihat kondisinya, maka jembatan itu tidak layak dilalui kendaraan roda empat apalagi bermuatan. “Namun, saat ini sering terlihat kendaraan bermuatan kayu melintas. Ini tentu membahayakan,” ujarnya.