Jogja
Rabu, 16 Maret 2016 - 20:55 WIB

JOGJA BANJIR : Kapan Perbaikan Kerusakan Infrastruktur akibat Banjir?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga bersama sukarelawan membersihkan lumpur dan material yang hanyut terbawa banjir di kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegal, Yogyakarta, Minggu (13/03/2016). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Jogja banjir di Kali Winongo menyebabkan kerusakan infrastruktur

Harianjogja.com, JOGJA- Kepala Bidang Pengairan, Kimpraswil Kota Jogja, Aki Lukman Nur Hakim mengungkapkan jika skema perbaikan kerusakan akibat banjir Kali Winongo menggunakan APBD bisa dipastikan perbaikan tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Advertisement

Sebabnya butuh proses lelang yang membutuhkan waktu. Belum lagi jika terdapat gagal lelang.

Sementara perbaikan infrastruktur senilai Rp2,4 miliar merupakan hasil pendataan sementara dua hari pasca bencana luapan Kali Winongo dan Kali Code. Menurutnya kerugian bisa bertambah jika hujan lebat masih mengguyur wilayah Jogja.

“Talud yang rusak jika tertimpa hujan bisa bertambah lagi kerusakannya dan biaya perbaikan bisa lebih dari itu,” ujar Aki.

Advertisement

Luapan Kali Winongo dan Kalicode sempat menggenangi puluhan rumah warga di sepanjang bantaran kedua kali tersebut. Seribuan warga sempat mengevaluasi diri ke lokasi yang aman, namun mereka sudah kembali malam itu juga saat air surut.

Sementara masih ada tujuh warga dari dua kepala keluarga (KK) yang belum bisa kembali karena rumahnya hanyut. Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti masih memikirkan solusi untuk menangani rumah yang hanyut karena kedua rumah itu berada di sepadan sungai.

Dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) DIY intensitas hujan di Wilayah DIY masih tinggi sampai April mendatang. potensi kenaikan debit air masih menjadi ancaman bagi warga yang tinggal di sepanjang bantaran kali.

Advertisement

Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Joko Budiono mengatakan curah hujan saat ini paling banyak terjadi siang-sore hari. curah hujan berkisar antara 201-400 milimeter, “Katageri tinggi curah hujan berada di Sleman bagian utara yang mencapai 301-500 MM” kata dia, melalui pesan singkat selular, Senin (14/3/2016).

Dengan intensitas hujan yang bisa lebih dari satu jam, menurut Joko, bisa menyebabkan banjir di wilayah hulu sungai. Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat yang tinggal di bantaran aliran sungai tetap waspada

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif