SOLOPOS.COM - Bangku taman di Pedestrian Malioboro depan Gedung DPRD DIY menarik wisatawan untuk berswa foto di momen libur panjang Maulud Nabi, Senin (12/12/2016). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pariwisata DIY tak hanya mengakomodiasi wisatawan kelas atas tetapi juga semua kalangan

Harianjgja.com, JOGJA-Sebagai salah satu destinasi utama di Indonesia, pariwisata DIY tak hanya mengakomodiasi wisatawan kelas atas tetapi juga semua kalangan. Potensi mendorong wisatawan domestik dengan menyasar wisata-wisata low budget masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kalangan menengah ke bawah di Indonesia merupakan masyarakat yang paling besar. Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) DIY, Udhi Sudiyanto mengatakan kendati kelas menengah di Indonesia ini setiap tahunnya selalu tumbuh secara signifikan, namun kelas ini juga terus naik.

“Bagi pariwisata, kalangan ini merupakan pangsa pasar yang sangat besar dan masih sangat potensial untuk dikembangkan,” ujar Udhi, Minggu (25/2/2018).

Tumbuhnya kelas menengah dapat dilihat dari banyaknya wisatawan-wisatawan baru yang berdatangan. Selain itu, tumbuhnya destinasi-destinasi baru yang menawarkan wisata dengan harga terjangkau semakin berkembang.

Udhi memaparkan potensi tersebut dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan domestik. Terlebih, wilayah DIY sendiri berada di kawasan yang cukup strategis. Di mana kota budaya ini berada di tengah-tengah daerah-daerah di Pulau Jawa antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Berada di posisi tengah seperti ini, Jogja juga memiliki akses paling bagus. Bahkan ke depan beroperasinya bandara baru Kulonprogo,” papar Udhi.

Lebih lanjut Udhi mengatakan keberadaan bandara baru di Kulonprogo tersebut tak hanya akan berdampak positif bagi DIY, tetapi juga daerah-daerah lain. Penyebaran wisata juga dinilai akan semakin luas dan lebih merata dengan adanya akses dan infrastruktur transportasi ini.

“Karena kalau bicara wisata Jogja, tidak akan terlepas dari daerah sekitarnya juga, seperti Jawa Tengah,” jelas Udhi.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istidjab M. Danunagoro menambahkan sebagai mass tourism, Jogja merupakan destinasi yang tepat. Di mana mass tourism ini dapat mengakomodasi pasar wisatawan low budget yang potensinya masih sangat besar.

“Mass tourism ini kebanyakan dari mereka akan mencari tiket murah untuk ke Jogja, hotel atau penginapan yang terjangkau. Ini salah satu upaya untuk mendorong kunjungan wisatawan nusantara, bahkan di Jogja hotel-hotel bintang tiga ke bawah selalu banyak peminatnya,” jelas Istidjab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya