SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja fashion festival keempat berlangsung meriah.

Harianjogja.com, SLEMAN-Rangkaian even Jogja Fashion Festival (JFF) 2016 telah usai, Sabtu (5/3/2016). Koleksi busana pria dari berbagai tenant dan designer menutup gelaran tahunan yang diselenggarakan bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) Plaza Ambarukmo ke-10 ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

JFF sudah dilaksanakan selama empat kali. Dari tahun ke tahun, ajang peragaan busana ini kian diminati para desainer dan juga tenant fesyen. Dari yang biasanya hanya menampilkan produk pakaian bagi kaum wanita, kini JFF memberi ruang bagi designer yang ingin menampilkan karya man fashion-nya.

Sebanyak 10 desainer menampilkan busana pria dengan berbagai desain, motif, dan material kain. Begitu pula dengan antusias 13 tenant yang turut meramaikan. Mulai dari ARL, Cardinal, Planet Surf, FTL, Everbest, Izzue, hingga Centro.

Marketing Communication (Marcom) Centro Syahrun Ramadan mengatakan, kali ini Centro menampilkan busana kasual tapi masih dapat dipakai untuk bekerja.

“Kita angkat warna-warna pastel seperti baby blue. Motif floral dan geometris masih diangkat,” kata dia dalam jumpa pers sebelum fashion show dimulai, Sabtu sore.

Sementara untuk koleksi sepatu, Centro sengaja memadukan busana dengan sepatu dengan warna nonbasic hitam dan coklat melainkan lebih pada warna berani seperti merah maroon dan baby blue.
Sementara tenant lainnya seperti Izzue menampilkan koleksi busana pria dengan motif batik kasual. Polo Ralph Lauren sendiri menampilkan busana sporty sesuai karakter Polo yang selama ini dikenal energik. Meski tampil dengan desain kasual, pakaian khas Polo tetap bisa tampil santai.

Sementara man fashion rancangan para desainer juga turut memeriahkan penutupan JFF tahun ini. Mereka, Affif Syakur, Phillip Iswardono, Anthox Kalarie, Dindin, Michael, Tatok Prihasmanto, Sony Arian, Dimas Adi Febriyanto, dan masih banyak lagi desainer lainnya, saling unjuk busana melalui para model yang memperagakan karyanya.

Menurut salah satu desainer, Sony, prospek industri fesyen di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah semakin bagus. Terbukti dari mulai tumbuhnya minat para desainer untuk menciptakan busana kaum pria. Model pakaian yang simpel, banyak dimanfaatkan para desainer untuk lebih maksimal memproduksi pakaian pria.

“Selama ini mungkin hanya terbatas dengan pakaian perempuan tapi semakin berjalannya waktu, fesyen untuk pria pun ikut tumbuh bahkan nanti akan bersaing,” kata dia.

Meski terkesan simpel, namun pakaian kaum pria tetap dapat diciptakan dengan berbagai kombinasi desain dan bahan. JFF 2016 sengaja memberi ruang bagi desainer yang ingin berkarya mengembangkan man fashion.

“Pecinta fashion tidak hanya berasal dari kalangan perempuan namun juga semakin diminati oleh kalangan pria,” kata Public Relation Plaza Ambarukmo, Wahyu Hidayati.

Total dari JFF hari perama, 70 desainer dengan 700 karyanya telah ditampilkan. Diharapnkan JFF tahun depan semakin menjadi daya tarik para desainer untuk menampilkan karyanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya