SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Satuan Lalu Lintas Polresta Jogja mengaku kesulitan menertibkan becak bermotor meski upaya itu telah dilakukan berkali-kali.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah becak bermotor (bentor) di Kota Jogja kian menjamur. Dengan alasan lebih efisien, para pengayuh becak mengubah transportasi roda tiga ini dengan mesin kendaraan.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Kasatlantas Polresta Jogja Kompol Bambang Sukmo Wibowo menjelaskan bentor tidak memiliki standarisasi keselamatan jalan. Dia menjelaskan, dengan pemasangan mesin kendaraan sepeda motor secara modifikasi, becak memiliki tenaga dan kecepatan lebih tinggi dibanding becak yang dijalankan dengan cara dikayuh.

Namun, kata Bambang, dengan kecepatan dan tenaga yang dimiliki ini bentor tidak memiliki alat kontrol yang memadai. Sehingga, faktor keselamatan belum terjamin.

Menurut Bambang, penertiban terhadap bentor dilakukan pihaknya dengan bukti pelanggaran (tilang) kepada pengendara. Sayangnya, tetap saya kendaraan itu beroperasi di Jogja.

“Kami sudah sering sekali menertibkan, tapi memang sulit. Pengendara masih menganggap bentor aman. Nah, pemikiran seperti ini yang harus diubah,” tandasnya.

Sementara itu, keberadaan bentor juga menjadi persoalan yang dihadapi para penarik becak kayuh. Yatiman, 63, warga Srandakan, Bantul salah satunya. Lelaki yang sudah menarik becak sejak 1970-an ini mengaku sejak ada bentor penghasilannya berkurang.

Dia mengaku di saat dan tempat tertentu, bentor sering menjadi pilihan warga. Misalnya untuk mengantar dagangan ke pasar. Namun Yatiman mengaku tidak dapat berbuat banyak atas kondisi tersebut.(Harian Jogja/Rina Wijayanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya