Jogja
Minggu, 17 Agustus 2014 - 10:45 WIB

Julius Tak Hadiri Mediasi Kasus Penyerangan Rumahnya, tapi Sudah Memaafkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dakwatuna.com)

Harianjogja.com, SLEMAN- Julius Felisius Direktur Galang Pres tidak menghadiri kegiatan mediasi kasus penyerangan rumahnya di Perum YKPN Tanjungsari Sukoharjo Ngaglik, pada 30 Mei 2014. Namun, ia disebutkan sudah memaafkan kasus tersebut.

Kabag Humas Setda Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti, mengatakan, pertikaian antara keluarga Julius Felisianus dengan Ustad Abdul Kholik akhirnya dapat diselesaikan dengan damai. Pembicaraan perdamaian difasilitasi bupati pada hari Jumat 15 Agustus malam di rumah dinas.

Advertisement

Pada kesempatan tersebut Yohanes Suwalji, kakak Julius memamitkan Julius tidak dapat hadir karena sedang ke China dan mengatakan bahwa sejak kejadian, Julius Felisianus sudah memaafkan dan tidak mempermaslahkan.

“Julius menganggap kejadian tersebut sebagai musibah dan juga minta maaf. Bahkan Suwalji sebagai wakil keluarga mengharapkan permasalahan tersebut dapat diselesaikan pada pertemuan tersebut,” kata Endah, Sabtu (16/8/2014).

Kesepakatan damai secara tertulis ditandatangani kedua belah pihak, dan disaksikan Bupati Sleman Sri Purnomo, Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, Dandim 0732 Sleman Letkol (Inf) Bambang Yudi.

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut pihak Julius Felisianus diwakili kakaknya, Yohanes Suwalji dan Romo Paroki Gereja Kudus Banteng Sinduharjo Ngaglik Sleman Aloysius Kriswinarto MSF, sedangkan Abdul Kholik yang diwakili Ustad H Jafar Umar Thalib pimpinan Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, Degolan.

Dalam memfasilitasi masalah tersebut, katanya, Bupati Sleman menyampaikan bahwa hal itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di dalam mewujudkan situasi dan kondisi yang baik di Kabupaten Sleman, dengan senantiasa mengedepankan penyelesaiaan secara musyawarah mufakat yang didasari rasa kekeluargaan serta saling menghormati.

“Pertemuan tersebut diakhiri dengan makan malam bersama,” katanya.

Advertisement

Kejadian penyerangan dan penganiayaan di Perum YKPN Tanjungsari Sukoharjo Ngaglik 30 Mei 2014, ketika sedang dilaksanakan acara doa Rosario merupakan acara doa penghormatan bagi bunda Maria yang dilaksanakan Bulan Mei dan Oktober masing-masing secara penuh satu bulan, tempatnya bergiliran dan bukan merupakan ibadah resmi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif