Jogja
Kamis, 7 Januari 2016 - 10:54 WIB

JUMENENGAN PAKU ALAM X : Keris Kyai Bontit untuk Paku Alam, Simbol Pendukung Kasultanan Yogyakarta

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo saat penobatan menjadi Paku Alam X dengan gelar Kanjeng Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) hari ini, Kamis (7/1/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Jumenengan Paku Alam X ditandai dengan penyematan bros dan keris Kyai Bontit

Harianjogja.com, JOGJA- Sepanjang sejarah Kadipaten Pakualaman, bertahtanya Adipati Paku Alam yang baru selalu ditandai dengan penyematan keris Kangjeng Kyai Bontit. Keris pusaka ini sekaligus menjadi simbol bahwa yang berhak menyematkannya di pinggang adalah Paku Alam yang baru dan berkuasa di kadipaten Pakualaman.

Advertisement

Kisah Kyai Bontit tak lepas dari sejarah keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Tak jelas siapa sang empu dan kapan keris pusaka ini dibuat, namun Pujangga Senior Pakualaman, Kanjeng Raden Mas Tumenggung Mangunkusuma mencatat sejarah keberadaannya.

Kyai Bontit memiliki hubungan yang erat dengan Kanjeng Kyai Ageng Kopek, keris pusaka yang hanya boleh dimiliki oleh Sultan Hamengku Buwono yang bertahta. Kisahnya bisa dirunut jauh hingga masa berkuasanya Mangkubumi yang kemudian menjadi Hamengku Buwono I.

Advertisement

Kyai Bontit memiliki hubungan yang erat dengan Kanjeng Kyai Ageng Kopek, keris pusaka yang hanya boleh dimiliki oleh Sultan Hamengku Buwono yang bertahta. Kisahnya bisa dirunut jauh hingga masa berkuasanya Mangkubumi yang kemudian menjadi Hamengku Buwono I.

Menjelang akhir masa kepemimpinannya, HB I mewariskan dua keris pusaka pada dua anaknya.

Kyai Kopek diserahkan kepada HB II sementara keris pendamping Kyai Kopek, Kyai Bontit diserahkan kepada pangeran Notokusumo yang kemudian menjadi Adipati Paku Alam I.

Advertisement

“Karena itulah namanya Kyai Bontit, karena menjadi pendukung dari belakang. Posisinya selalu mengiringi langkah Kyai Kopek,” beber Mangunkusuma.

Saat ini, keris Kyai Bontit yang asli tak dipamerkan dan disimpan secara khusus oleh Paku Alam yang bertahta. Mangunkusuma mendeskripsikan keris itu memiliki dhapur Sabuk Inten dengan 13 lekukan. Di bilahnya terdapat pamor (motif) Beras Wutah. Warangka (sarung) keris Kyai Bontit lebih panjang dari umumnya agar dapat disematkan di sisi pinggang.

Sama seperti keris pusaka lain, Mangunkusuma mengatakan keris ini juga dipercaya memiliki kesaktian. Namun kesaktian itu hanya bisa digunakan oleh sosok yang sudah mengisi ruhnya dengan nilai-nilai luhur dalam agama.

Advertisement

“Kalau jiwanya tidak terisi maka keris ini hanya sebilah besi biasa,” imbuh dia.

Di Jumenengan hari ini, sesepuh Pakualaman akan menjadi orang yang menyematkan pusaka ini ke pinggang Suryodilogo. Penghageng Kadipaten Pakualam Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indrokusumo mengatakan saat Kyai Bontit resmi terselip maka resmi sudah Suryodilogo berganti nama menjadi KGPAA Paku Alam X.

“Makanya tidak sembarang orang bisa memakai keris ini, hanya Paku Alam yang sah yang diperkenankan mengenakannya,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif