Jogja
Senin, 4 Januari 2016 - 13:20 WIB

JUMENENGAN PAKU ALAM X : Manik Koemala yang Serba Unik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gladi Kirab Jumenengan (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Jumenengan Paku Alam X untuk kereta kencana memiliki spesifikasi dan sejarah yang panjang.

Harianjogja.com, JOGJA – Dari seluruh iring-iringan kereta kencana yang akan ambil bagian dalam Kirab Ageng Jumenengan Paku Alam X 7 Januari besok, Kyai Menik Koemolo menjadi sorotan utama. Tak hanya karena akan membawa sang Adipati baru, kereta koleksi Pura Pakualaman ini juga memiilki segudang keunikan.

Advertisement

Kereta Kyai Manik Koemala adalah kereta yang sudah berusia lebih dari dua abad. Kereta bikinan pabrik F. Muers London pada periode 1800-1810 ini merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles kepada KGPAA Paku Alam I 1812 silam.

Kereta klasik ini didominasi warna kuning muda dengan pelisir berwarna hitam. Di bawah kursi sais terdapat sedikit ornamen ukiran beraksen merah yang membuatnya tampak mencolok. Tulisan “Kyai Manik Koemala” terpampang di pintu kabin.

Kereta klasik ini dulunya biasa digunakan untk menghadiri berbagai upacara resmi sebelum akhirnya disimpan di Museum Pura Pakualaman. Kali terakhir Menik Koemala mengaspal adalah saat penotaban Sri Paduka Paku Alam XI 1999 silam.

Advertisement

Dari segi konstruksi, Manik Koemala mengusung kabin model Landaulet yang populer sebagai kabin kereta mewah pada masanya. Penamaan itu merujuk pada bentuknya yang lebih mungil ketimbang kereta berkabin Landau.

Pada kereta Landau, terdapat dua baris kursi yang saling berhadapan sementara versi Landaulet hanya memiliki kabin seluas 1,5×1,5 meter dengan sebaris kursi berkapasitas dua orang dan satu sais yang duduk terpisah di luar kabin penumpang.

Sementara untuk interior, jok empuk berlapis beludru menjadi pelengkap kenyamanan. Terdapat pula tangga lipat yang membantu penumpang masuk ke dalam ruangan kabin. Biar lebih fleksibel terhadap kondisi cuaca, kereta berdimensi tinggi 2,5 meter dan panjang 3,5 meter ini dilengkapi atap cabriolet yang bisa dibuka dan ditutup sewaktu-waktu.

Advertisement

Sistem suspensi Manik Koemala pun spesial. Ketua Bidang Operasional KRMT Indro Kimpling Suseno mengatakan Manik Koemala menggunakan sistem suspensi gondola yang membuat kabin seakan tergantung.

Bagian bawah kabin tak menempel langsung pada sasis utama. Sebagai gantinya, terdapat empat lengan ayun bersuspensi daun yang menopang kabin di keempat sisinya. Konsep ini jelas berbeda dengan kereta yang lebih modern yang memasang sistem suspensi pada setiap roda sementara bagian kabin menempel dengan sasis utama.

“Model gondola ini unik karena tak semua kereta mengadopsinya. Hanya kereta tertentu saja. Belum lagi rodanya juga berputar secara individu,” kata Indro.

Untuk Kirab Ageng Jumenengan nanti, kereta yang didatangkan langsung dari Inggris ini akan ditarik enam ekor kuda gagah. Di atas kuda sisi kiri terdepan akan ada prajurit yang membantu sais mengontrol jalannya kuda-kuda berwarna kelabu. Peristiwa mengaspal kembalinya kereta bersejarah ini pun akan bisa dilihat langsung 7 Januari esok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif