Jogja
Selasa, 5 Januari 2016 - 18:21 WIB

JUMENENGAN PAKU ALAM X : Misteri Keberadaan Sang Calon Adipati

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo. (Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Jumenengan Paku Alam X akan digelar akhir pekan ini, namun keberadaan sang calon Adipati malah misterius

Harianjogja.com, JOGJA– Tiga hari sebelum penobatannya sebagai Paku Alam X,  Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Suryodilogo sudah tak lagi tampak keberadaannya. Ponsel pribadi yang biasanya sigap diangkat dibiarkan berdering tanpa respon.

Advertisement

“Sekarang sedang nyepi, bermeditasi untuk berdoa mohon kelancaran,” terang Penghageng Kadipaten Pakualam Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Indrokusumo, Senin (4/1/2016).

Saat gladi bersih Jumenengan Minggu (3/1/2016) pun sosoknya tak terlihat. Singgasana yang disiapkan saat latihan diisi oleh adiknya, Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Hariyo Danardono.  Danardono berperan sebagai Suryodilogo selama gladi bersih berlangsung sementara kakaknya sejak pagi tak sekalipun menampakkan diri.

Indrokusumo mengatakan sejak akhir tahun kemarin Mas Bimo, sapaan Suryodilogo sudah memulai masa nyepinya. Dia berdiam untuk bermeditasi di sebuah ruangan khusus di Pura Pakualaman dan hanya keluar bila ada keperluan penting.

Advertisement

Ritual itu dilakukannya sebagau bagian dari proses persiapan diri menjelang dirinya diangkat sebagai Paku Alam X, menggantikan sang ayah yang mangkat akhir November lalu. Sejak saat itu dia berperan sebagai pelaksana tugas Pakualaman sembari menunggu saat penobatannya selepas 40 hari peringatan kematian mendiang sang ayah.

Kali terakhir Mas Bimo bepergian adalah saat berziarah ke makam Paku Alam terdahulu 31 Desember kemarin. Saat itu Mas Bimo bersama beberapa kerabat dan keluarga mengunjungi makam Paku Alam I hingga IV yang ada di Kotagede dan Paku Alam V hingga IX yang berlokasi di Astana Girigondo.

“Semua dilakukan dalam sehari, setelahnya tak keluar lagi,” imbuh Indrokusumo.

Advertisement

Ketua Bidang Adat dalam Jumenengan Dalem Paku Alam X itu mengatakan selain bermeditasi sang calon Adipati juga melakukan puasa untuk mensucikan diri. Seluruh prosesi itu dilakukan sebagai bentuk penenangan diri agar tak terbebani selama prosesi penobatan.

“Jadi beliau sudah berpasrah kepada yang maha kuasa  dan menpercayakan seluruh prosesi pada panitia yang sudah ditunjuk,” tambah dia.

Sebelumnya, Mas Bimo memang sempat mengatakan dirinya akan banyak berdoa menjelang penobatannya. Sama seperti yang disampaikan Indrokusumo, doa itu dilakukan untuk memohon kelancaran.

“Persiapannya ya banyak berdoa saja,” kata Suryodilogo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif