SOLOPOS.COM - Ilustrasi gelandangan.

JOGJA — Dinas Ketertiban (Dintib) Kota Jogja mensinyalir jumlah gelandangan dan pengemis (Gepeng) di wilayah Jogja turun. Hal itu lantaran Dintib mengintensifkan penertiban dan pembinaan di sejumlah titik mangkal Gepeng dalam tiga tahun terakhir.

Kepala Bidang Pol PP dan Binmas Kota Jogja Nurwidi Hartana mengatakan, pada 2010 jumlah Gepeng yang terjaring penertiban sebanyak 897 orang. Jumlah tersebut terus menurun dalam dua tahun terakhir. “Pada 2011, sebanyak 451 orang yang ditertibkan. Pada 2012 angkanya turun menjadi 274 orang. Ini karena penertiban dan pembinaan yang kami lakukan secara intensif,” jelas Nurwidi, Jumat (4/1/2013).

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Selama ini, sambungnya, sejumlah titik jalan menjadi lumbung Gepeng. Di antaranya, Jalan Diponegoro, Jalan Mangkubumi, Jalan Yos Sudarso, Jalan Abu Bakar Ali, kawasan Malioboro, Jalan A Yani, Jalan Tri Kora dan Jalan Ibu Ruswo. Bahkan, beberapa Gepeng ‘mangkal’ di komplek TBY (Taman Budaya Yogyakarta).

Menurutnya, tidak hanya Gepeng yang akan ditertibkan. Para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro juga akan ditertibkan bila dinilai melanggar aturan Perda. “Termasuk papan-papan reklame yang melangga,” jelas Nurwidi.

Selama ini, lanjutnya, keberadaan Gepeng di Jogja disinyalir dikoordinasi oleh suatu mafia. Pihaknya bersama Kepolisian akan bekerja keras untuk membongkar mafia Gepeng di Jogja. Bila terbukti ada oknum yang dengan sengaja menggelandangkan anak-anak untuk bisnis akan ditangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya