SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Permintaan kartu AK1 atau kartu kuning tenaga kerja seusai Lebaran di Kulonprogo meningkat hampir 100%. Banyak yang memilih berkarya di Kepulauan Riau.

Petugas pengantar kerja, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo, Saranto, menjelaskan selama tiga hari, sejak Kamis (23/8), Jumat (24/8) serta Senin kemarin, jumlah warga yang mengurus AK1 meningkat tajam.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Kalau hari biasa paling cuma 15 sampai 20 orang. Tapi setelah Lebaran ini mencapai 87 sampai 100 orang. Jadi per hari sekitar 30 hingga 40 orang, peningkatan hampir 100 persen,” ujarnya.

Menurut dia, seusai lebaran dan kelulusan Sekolah Menengah, biasanya terjadi peningkatan jumlah permintaan kartu kuning.

Dari sekian banyak permintaan kartu kuning, menurut Saranto, banyak pencari kerja yang mengincar peluang kerja di Kepulauan Riau yakni di Batam dan Bintan. Di sana, banyak perusahaan elektronik yang membutuhkan tenaga kerja.

“Rata-rata banyak yang tertarik ke sana karena selain gaji pokoknya sekitar Rp1,4 juta, ditambah jam lembur, juga disediakan fasilitas penginapan atau mess. Kalau di Jakarta fasilitas seperti itu jarang ada sehingga tidak banyak warga yang tertarik ke sana [Jakarta],” tambah Saranto.

Merantau

Seusai Lebaran, arus urbanisasi di Kulonprogo diperkirakan juga meningkat.

Salah satunya dilakukan oleh Siti Farwiyah, warga Dusun Slanden Banjaroya Kalibawang yang mengaku akan berangkat ke Tangerang setelah mendengarkan cerita dari temannya yang telah bekerja di sana. “Katanya di sana banyak perusahaan yang bisa dimasuki. Penghasilannya juga lebih besar daripada di sini,” ungkap ujar gadis yang baru lulus SMU tersebut, Senin (27/8).

Camat Kalibawang, Nur Wahyudi menyayangkan tindakan para pemuda tersebut. Pasalnya,apa yang mereka harapkan masih belum jelas karena sampai di kota, mereka masih harus mencari pekerjaan. Apalagi, menurutnya kota besar sudah cukup padat dengan para pekerja yang ada. “Kami khawatir, mereka hanya mendengar cerita indah tanpa mengetahui adanya kesulitan hidup yang lebih beragam yang harus dihadapi,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, di desa saat ini masih terbuka banyak peluang usaha, memanfaatkan potensi yang ada. Ia mencontohkan, usaha industri kecil makanan ringan berbahan ketela, bisa dikembangkan menjadi industri besar dengan memberikan sentuhan teknologi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya