Jogja
Selasa, 13 Desember 2022 - 11:51 WIB

Kaesang-Erina Gunakan Konsep Adat Yogyakarta saat Akad, Begini Tata Caranya

Aghniya Fitrisna Damartiasari  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses upacara adat panggih pada pernikahan Kaesang dan Erina (Istimewa/Instagram @erinagudono)

Solopos.com, YOGYAKARTA–Rangkaian upacara pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang dan Erina Gudono telah selesai.

Sebelumnya, akad nikah diselenggarakan pada Sabtu (10/12/2022) di Pendapa Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Konsep pernikahan dengan mengusung adat Jawa Yogyakarta dipilih pada prosesi yang dihadiri 150 undangan tersebut.

Advertisement

Acara pernikahan Kaesang dan Erina disiarkan secara langsung dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga menarik banyak perhatian.

Terutama pada rangkaian adat jawa dari prosesi siraman sampai dengan upacara panggih.

Pada pernikahan adat jawa, terdapat serangkaian upacara yang harus dijalankan dengan makna tertentu. Nah, kali ini Solopos.com akan merangkumkan untuk Anda, tata cara apa saja yang harus dilalui pada pernikahan adat Jawa asal Jogja.

Advertisement

Baca Juga: Misi Angkat Potensi Wisata Budaya di Balik Keriuhan Pesta Nikah Kaesang di Solo

Melansir dari jogjaprov.go.id pada tulisan yang berjudul Tata Urutan Upacara Perkawinan Adat Jawa Gagrag Yogyakarta oleh Ernawati Purwaningsih, Minggu (12/12/2022),

  1. Upacara Tarub

Upacara yang dilakukan sebelum memasuki prosesi siraman ini dilengkapi dengan berbagai sesaji seperti pisang raja, kembang telon, tumpeng robyong, tumpeng gundhul, tumpeng megana, nasi liwet, jajan pasar.

Kemudian, terdapat sepasang pohon pisang yang dengan setundun buahnya, kelapa, pojon padi, tebu, daun beringin, dan daun dhadhap srep yang dipasang di kiri dan kanan seperti gapura atau gerbang.

Advertisement

Upacara Tarub menjadi prosesi awal yang dimulai dengan memasang rangkaian bermacam jenis dedaunan dan juga memasang bleketepe. Bleketepe merupakan anyaman yang terbuat dari daun kelapa.

  1. Upacara Nyantri

Upacara Nyantri merupakan salah satu rangkaian upacara pernikahan adat jawa yang kini sudah tidak banyak dilakukan. Dahulu, upacara nyantri merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh calon pengantin laki-laki.

Satu atau tiga hari sebelum ijab Kabul dilaksanakan, calon pengantin laki-laki semestinya sudah harus diserahkan ke pihak orang tua calon pengantin perempuan dan dititipkan kepada saudara maupun tetangga calon pengantin perempuan.

  1. Upacara Siraman

Upacara yang satu ini menjadi simbol mensucikan diri baik lahir maupun batin calon pengantin. Sehingga saat dirias, aura pengantin menjadi lebih tampak dan aromanya wangi. Yang harus dipersiapkan dalam  upacara siraman di antaranya air yang biasanya diambil dari berbagai sumber mata air.

Advertisement

Kemudian Anda juga kembang setaman, konyoh 5 warna, landha merang, Santen kanil, air asam, kelapa tua, kain/jarik, dan kendhi. Adapun terdapat juga sesaji berupa tumpeng robyong, tumpeng gundhul, pisang raja, pisang pulut, jajan pasar, dan lain-lain.

Biasanya, siraman dilakukan oleh pinisepuh atau orang tua. Upacara siraman diakhiri dengan prosesi memecah kendhi berisi air.

Baca Juga: Kaesang dan Erina Telah Booking MUA sejak Juni 2022

  1. Upacara Ngerik

Ngerik atau mencukur wulu kalong/sinom/rambut halus dilakukan sebagai simbol yang bertujuan agar jiwa calon pengantin benar-benar bersih lahir dan batin. Yang perlu dipersiapkan dalam prosesi ini adalah sesaji, dupa, ratus, kain motif truntum, pisau cukur, kaca, handuk, mangkuk berisi air, dan sisir.

Advertisement

Prosesi ngerik dilakukan setelah siraman selesai. Usai calon pengantin mengeringkan diri, mereka dirias dan dibuatkan cengkorongan paesan baru kemudian dikerik.

  1. Upacara Midodareni

Midodareni diambil dari kata widadari atau bidadari. Dipercayai pada malam hari bidadari akan turun dan menularkan kecantikannya pada calon pengantin perempuan. Pada prosesi tersebut, calon pengantin perempuan tak boleh meninggalkan kamarnya sejak petang hingga tengah malam.

Calon pengantin perempuan tak boleh menemui tamu selain di kamarnya. Mereka juga tak boleh menemui tamu laki-laki bahkan calon pengantin laki-laki.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat malam midodareni adalah dua buah kembar mayang, dua buah kelapa muda, dua buah klemuk, empon-empon, biji-bijian, yang ditutup dengan kain motif bango tulak, juga kendhi berisi air sebanyak dua buah.

Tak ketinggalan adalah wewangian alami seperti irisan pandan wangi, bunga mawar, jeruk pecel, lengkuas, serai dan parutan kunyit yang diletakkan di kamar calon pengantin.

Baca Juga: Bakul Pasar Gede Bagi-bagi Jenang, Syukuran Lancarnya Pernikahan Kaesang-Erina

Advertisement
  1. Upacara Ijab

Usai rangkaian di atas dilakukan, maka masuklah kepada inti pernikahan yakni ijab. Prosesi ijab pada akad nikah dilakukan oleh calon pengantin pria dengan wali dan juga saksi untuk mengesahkan pernikahan baik di mata agama maupun hukum negara.

  1. Upacara Panggih

Setelah melakukan ijab, maka pengantin laki-laki dan perempuan dipertemukan melalui upara panggih. Kedua pengantin didampingi oleh masing-masing orang tua dan keluarganya dari arah yang berbeda.

Rangkaian upacara panggih dimulai dari srah-srahan sanggan, saling melempar sirih, pengantin laki-laki menginjak telur dan pengantin perempuan mencuci kaki suaminya sebagai simbol bakti istri terhadap suami.

Usai mencuci kaki, keduanya berjalan bersebelahan menuju ke pelaminan dan dilanjutkan dengan prosesi krobongan yakni kacar-kucur sebagai simbol bahwa pihak laki-laki akan menafkahi pihak perempuan, dhahar walimah atau makan bersama dengan saling menyuapi, dan diakhiri dengan sungkeman memohon doa restu kedua orang tua.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif