Jogja
Rabu, 27 November 2013 - 17:28 WIB

Kagok Nyetir Tanker Simulator

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanker. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Harianjogja.com-Mendapatkan kesempatan menjadi nahkoda kapal tanker memberikan pengalaman unik bagi nelayan Pantai Baron. Tak pernah sebelumnya Winarto memimpikan menyetir kapal besar seperti kapal tanker. Senang bercampur gamang ketika ia dan kedua rekan nelayannya mendapatkan kesempatan  untuk mengikuti pelatihan di Tegal pada 17-23 November lalu. Pelatihan yang diberikan seputar navigasi kapal dan tindakan  yang harus diambil nelayan ketika menghadapi situasi darurat.

Kebetulan Winarto mendapatkan kesempatan untuk merasakan mengedalikan kapal tanker. Pria berkulit gelap itu mengaku bingung. Ia sudah puluhan tahun terbiasa dengan kapal jungkung, kapal kecil dengan dua katir dan mesin yang bisa dilepas di bagian belakang.

Advertisement

Ketika mengendalikan kapal jungkungnya ia hanya duduk di bagian belakang kapal sambil memegang kemudi. Pandangan mata pun ditujukan pada lautan di depannya untuk menentukan arah.

Kondisi tersebut sangat berbeda dengan kapal tanker. Kapal yang jauh lebih besar dan canggih dibadingkan kapal miliknya yang menjadi rekan setia di samudra.

“Ternyata yang dilihat itu radar, bukan laut. Lalu semuanya pakai tombol-tombol. Mumet saya,” papar dia kepada Harianjogja.com, Rabu (27/11/2013).

Advertisement

Rupanya mengendalikan kapal tanker meskipun hanya dengan simulator saja sudah membuatnya pusing tujuh keliling. Meski begitu, ia terkagum-kagum dengan teknologi simulasi tersebut.

“Ternyata walau simulasi itu rasanya sseperti naik kapal betulan. Juga ada suara greng, greng, greng seperti suara mesinnya,” papar dia.

Ketika menghantam karang ketika maju maupun mundur juga membuatnya terperangah. Pasalnya alat simulasi itu bisa memberikan efek selayaknya ada benturan sebenarnya.

Advertisement

Meski pusing, Winarto mengaku ingin bisa melaju di jalur dua yang lebih ke tengah. Selama ini ia dan nelayan lainyya hanya bisa menyusuri jalur satu dengan kapal jungkung. Pengharapannya itu beralasan lantaran di tengah ikan-ikan masih banyak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif