Jogja
Jumat, 14 Oktober 2011 - 17:17 WIB

Kali ini SBY tanpa sambutan demo

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Jogja pada hari pernikahan Putri Gubernur DIY, GRAj Nurastuti Wijareni dan Achmad Ubaidillah, 18 Oktober mendatang diperkirakan bebas dari aksi demonstrasi RUUK yang selama ini menentang pemerintah pusat.

Ketua Sekber Keistimewaan Widihasto Wasana Putra, Jumat (14/10) mengatakan, hingga saat ini tidak ada rencana aksi yang bakal digelar untuk menolak kedatangan SBY. Termasuk suara-suara dari puluhan elemen Sekber Keistimewaan Pro Penetapan. “Tidak tahu kalau yang lain, tapi dari Sekber atau elemen Sekber sejauh ini tidak ada,” katanya.

Advertisement

Pasalnya kata dia, warga Jogja menghormati hajatan Sultan sehingga tamu yang datang disambut dengan baik. Meski sebelumnya kedatangan SBY ke Kota Gudeg ini selalu disambut dengan aksi demonstrasi menolak pemilihan Gubernur DIY. “Siapapun tamu yang diundang Sultan harus dihormati, kita tahu inikan hajatannya Ngarso Dalem,” tuturnya.

Sementara itu, sejumlah komunitas di Malioboro bersama Sekber Keistimewaan DIY hingga Jumat kemarin terus menggelar persiapan hari H pernikahan. Sedikitnya enam komunitas yang ada di Malioboro seperti tukang becak dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di bawah koordinasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro bersama Sekber Keistimewaan hingga Jumat siang kemarin intens menggelar rapar koordinasi persiapan acara.

Widihasto mengatakan, selain mempersiapkan ratusan angkringan gratis, komunitas juga menyiapkan aksi kesenian. Rencananya sejumlah pertunjukan seni yang dipusatkan di Serangan Umum 1 Maret bakal memeriahkan acara pernikahan pada 17-18 Oktober mendatang. “Dari Boyolali akan menampilkan reog ada juga sumbangan dari Solo belum lagi dari daerah-daerah di DIY,” katanya.

Advertisement

Sedangkan untuk makanan gratis menurutnya tak hanya angkringan. Juga disediakan gerobak mie ayam dan bakso. Semua keperluan pesta rakyat itu disumbang oleh pemilik toko dan pengusaha di sepanjang Malioboro. “Kami cuma mengelolanya saja, semua kebutuhan disumbang para pemilik toko. Misalnya satu angkringan butuh biaya berapa mereka menyumbang berapa,” ujarnya.

Adapun Korlap UPT Malioboro, Sigit Santosa mengatakan, banyak komunitas yang dilibatkan dan berpartisipasi memeriahkan acara pernikahan. “Ada dari Tridarma, Padma, Handayani, komunitas tukang parkir, andong, becak. Sampai sekarang kami masih mempersiapkan angkringan dan pengamanan. Kalau bisa untuk petugas angkringannya menggunakan baju jawa dan ada tanda pengenalnya,” ujarnya. (HARIAN JOGJA/Bhekti Suryani)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif