Jogja
Kamis, 3 April 2014 - 12:58 WIB

Kampanye, Berat Badan Bupati Badingah Turun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Gunungkidul Badingah. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kampanye menjadi calon pemimpin tidak hanya membutuhkan biaya politik namun juga tenaga dan pikiran. Soal biaya politik, Bupati Gunungkidul Badingah pun memiliki cerita.

“Saya sempat dicegat masyarakat, tidak boleh pulang saat kampanye,” kata Badingah saat bercerita dalam diskusi publik tentang demokrasi desa di pusaran politik uang dan tantangan perempuan dalam politik di Gedung Pertemuan Niela Sari, Desa Siyono, Kecamatan Playen, Rabu (2/4/2014).

Advertisement

Kejadian itu diakui Badingah saat kampanye sebagai Wakil Bupati pada 2009 lalu. Saat itu, orang nomor satu di Kabupaten Gunungkidul ini sosialisasi di salah satu dusun. Namun, yang hadir juga warga dari luar dusun sehingga massa tumpah ruah menghadiri sosialisasi calon Wabup.

Setelah sosialisasi, saat Badingah hendak pulang, diadang warga karena belum mendapatkan uang. Perempuan kelahiran 17 September 1949 ini pun bingung karena yang datang ratusan orang sementara uang yang ada di dompet hanya Rp900.000.

Badingah pun terpaksa meminjam uang kesana kemari untuk memenuhi permintaan warga. Setelah diselidiki, lanjut Badingah, ternyata warga ada yang seseorang menjanjikan akan diberi uang per orang Rp30.000 jika menghadiri sosialisasi. “Ya terpaksa saya harus pinjam uang,” ucap Bupati.

Advertisement

Menurut Badingah, untuk menjadi pemimpin memang selain ada biaya politik juga harus siap mental dan tenaga.
Diakuinya, selama kampanye saat itu dia mengaku kurang tidur bahkan berat badannya turun. “Turun tiga kilogram,” kata perempuan lulusan Sosiologi Stipol Kartika Bangsa Jogja ini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif