SOLOPOS.COM - Kepala Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK-UGM), Budi Yuli Setianto memberikan contoh melakukan pijat jantung. (JIBI/Harian Jogja/Humas UGM)

Pameran yang digelar di Fakultas Kedokteran (FK) UGM mulai 17 Mei-17 Juni 2016 itu akan menampilkan 210 proyek penelitian dengan format buku abstrak.

Harianjogja.com, JOGJA- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada menggelar Health Research Expo I yang memamerkan ratusan proyek penelitian bidang kesehatan para dosen untuk kegiatan selebrasi ilmiah fakultas itu.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Ketua Panitia Health Research Expo I (HRE) Muhammad Ary Zucha di Jogja, mengatakan pameran yang digelar di Fakultas Kedokteran (FK) UGM mulai 17 Mei-17 Juni 2016 itu akan menampilkan 210 proyek penelitian dengan format buku abstrak, poster ekspo, dan seminar ilmiah.

“Jadi seluruh proyek penelitian yang dikerjakan para dosen dan peneliti FK UGM selama 1 tahun akan dipamerkan di situ,” kata dia seperti dikutip Antara, Selasa (17/5/2016).

Menurut dia, beberapa proyek penelitian terpilih akan diundang sebagai pembicara dalam seminar ilmiah dan pada akhir pameran tersebut berkesempatan mendapatkan penghargaan.

“Penelitian terbaik akan mendapatkan penghargaan sebagai “Research of the Year”,” kata dia.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama FK UGM Adi Utarini mengatakan dengan menampilkan penelitian yang sedang atau telah berlangsung tersebut diharapkan memberikan ide penelitian kepada mahasiwa.

“Hal ini menjadi pintu awal bagi mahsiswa untuk memperoleh informasi penelitian yang dikerjakan di FK UGM,” kata dia.

Menurut Adi, dalam pameran proyek penelitian tersebut terdiri atas dua tema besar yakni “Kebugaran, Penuaan dan Gaya Hidup Sehat”, serta “Teknologi Intervensi Medik dan Kesehatan Masyarakat”.

Ia mengatakan, pameran proyek penelitian itu juga diharapkan dapat menghubungkan para dosen atau peneliti kepada pihak-pihak terkait termasuk pemerintah, serta lembaga-lembaga pemberi dana seperti Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).

“Salah satu kendala yang dihadapi para peneliti di Indonesia adalah alokasi dana penelitian yang kecil.

Saat ini alokasinya masih 0,09 persen dari “Gross Domestic Product (GDP),” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya