Kampus Jogja, STIM YKPN mengangkat tema industri kreatif dalam kegiatan dies natalis
Harianjogja.com, JOGJA – Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Yayasan keluarga Pahlawan Nasional (STIM YKPN) mengangkat potensi beragam industri kreatif dalam rangkaian kegiatan dies natalis ke-41 kampus tersebut.
Kampus yang berdiri sejak 1 Januari 1961 itu menggelar beragam seminar yang tema pokoknya mengulas pemberdayaan sektor ekonomi kreatif.
Wakil Ketua Bidang Kemahahasiswaan dan Alumni Suparmono mengungkapkan, konsep tersebut sengaja dipilih untuk menunjukkan sumbangsih nyata STIM YKPN dalam pemberdayaan sektor ekonomi kreatif. Selama ini dia banyak melihat potensi besar dalam industri kreatif itu.
Wakil Ketua Bidang Kemahahasiswaan dan Alumni Suparmono mengungkapkan, konsep tersebut sengaja dipilih untuk menunjukkan sumbangsih nyata STIM YKPN dalam pemberdayaan sektor ekonomi kreatif. Selama ini dia banyak melihat potensi besar dalam industri kreatif itu.
“Kami punya alasan ingin memberdayakan industri kreatif di sini. Kebnetulan Jogja sedang merancang industri kreatif dan menyerap 200 ribu lebih sumber daya manusia,” paparnya saat beraudiensi di Griya Harian Jogja, Rabu (14/12/2016).
Suparmono melihat, Jogja potensial sekali dalam pengembangan induystri kreatif.
“Apalagi sektor industri kreatif itu banyak yang bisa dimaksimalkan. Bisa dari sisi ekonomi, budaya, dan sebagainya,” jelasnya.
Seminar tentang potensi industri kreatif itu sekaligus menjadi puncak rangkaian acara dies natalis yang akan digelar 25 Januari nanti.
Sebelumnya rangkaian acara juga dalam bentuk seminar juga sudah dilaksanakan. Beberapa di antaranya adalah Seminar Tax Amnesty pada 3 Desember lalu dan seminar tentang pasar modal sehari sebelumnya.
Selain bentuk seminar, STIM YKPN juga menggelar pidato bahasa Inggris yang bertemakan kewirausahaan, 15 Januari nanti.
“Selain itu juga kami gelar acara bakti sosial dan gethering,” jelasnya.
Ketua STIM YKPN Bambang Susilo menambahkan, dies natalis ke-41 menjadi spirit baru kampusnya untuk melakukan rebranding tentang mutu dan kualitas kampus.
“Dengan manajemen baru ini kami ingin rebranding. Kami juga bertekad memberikan pelayanan lebih baik kepada para mahasiswa karena merekalah konsumen kami,” papar Bambang.