SOLOPOS.COM - Kepala Polres Gunungkidul AKBP Hariyanto (tengah) saat menunjukkan barang bukti pencurian dalam jumpa pers di Mapolres, Selasa (1/12/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Kampus Jogja, UMY menggelar seminar pertanian.

Harianjogja.com, BANTUL – Daerah tropis merupakan daerah yang sangat cocok untuk perkembangan pertanian, dibandingkan dengan daerah lain di dunia.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Dua musim ini memiliki keuntungan pengaturan musim tanam yang baik untuk tanaman pertanian. Perubahan musim yang tidak teratur di daerah tropis mengakibatkan pertanian di daerah tropis kalah saing dengan pertanian di daerah subtropis.

Hal ini dikatakan Dosen Khon Kaen University Thailand, Arunee Promkhambut. Dia menambahkan jumlah curah hujan yang rendah pada musim penghujan menjadi penyebab tidak mencukupi tampungan air untuk pertanian sepanjang tahun.

“Selain itu kualitas air yang buruk di kolam penampungan juga mempengaruhi kualitas pertanian di daerah tropis, khususnya di Thailand,” kata Arunee saat Internasional Seminar and Summer School of Tropical Farming (ITFSS) di Fakultas Pertanian Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (1/12/2015).

Arunee menambahkan dengan iklim yang tidak menentu ini membuat produksi pertanian di daerah tropis tidak stabil. Khususnya bicara soal masalah kekeringan yang berkepanjangan ketika musim panas, dengan keterbatasan air mengakibatkan hasil produksi pertanian mengalami penurunan.

Dosen pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Edhi Martono mengatakan sekitar 40%-45% lahan pertanian di dunia ada di tanah tropis. Adapun daerah tropis dan subtropis memiliki kualitas pertanian berbeda. Di negara tropis, perubahan musim tak menentu menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas.

Maka menggunakan sumber daya yang ada secara bijaksana dan efisien. Pengurangan gas rumah kaca dan menggandakan pangsa sumber daya terbarukan dari energi primer untuk pembangkit listrik.

“Jangan hanya laju pertumbuhan pembangunan saja yang ditingkatkan. Tapi laju pertumbuhan lahan pertanian juga sudah seharusnya lebih ditingkatkan lagi. Populasi dunia yang besar membuat pertanian akan makin dibutuhkan ke depannya,” kata Edhi.

Internasional Seminar dan Summer School sendiri menurut Ketua Acara ITFSS, Chandra Kurnia Setiawanmerupakan bentuk dukungan dunia internasional UMY sebagai kampus berstandar World Class University. Kegiatan ini diikuti oleh lima negara di Asia, yakni Thailand, Malaysia, Korea Selatan, China, dan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya