SOLOPOS.COM - Peserta CENA 2017 tengah menyimak ceramah oleh Prof. Kim Don-Choon dari Sungkonghoe University Korea di Gedung Moh. Hatta, Kampus Terpadu UII, Jumat (4/8/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kampus Jogja UII menjadi tuan rumah CENA Summer School 2017

Harianjogja.com, SLEMAN – Prodi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah Civil Society Education Network in Asia (CENA) Summer School 2017. Sedikitnya 45 mahasiswa dari sepuluh negara berdikusi mengkritisi berbagai konsep perdamaian dengan mengedepankan masyarakat lokal di luar militer.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Selain mengikuti kegiatan akademik, mahasiswa juga akan terjun langsung ke desa untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat seperti membantu melakukan kerja bhakti. Kegiatan yang digelar selama lima hari itu dibuka di Gedung Moh. Hatta , Kampus Terpadu UII, Jumat (4/8/017).

Ketua Panitia CENA 2017 Irawan Jati menjelaskan, kegiatan yang diikuti 45 mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3 itu dibagi tiga, yaitu akademik, non akademik dan pengabdian masyarakat. Dalam giat akademik secara khusus akan mengkritisi perdamaian di Asia, sejalan dengan tema yang diangkat yaitu membangun perdamaian di Asia melalui komunitas lokal di luar militer.

Isu perdamaian sengaja diangkat, karena dalam kacamata pemerintah berbagai negara, seringkali perdamaian diciptakan dengan paksaan dan kekuatan militer. Dalam diskusi CENA 2017, pihaknya ingin memberikan alternatif, bahwa perdamaian tidak bisa dipaksakan dengan militer, namun harusnya dengan pendekatan perdamaian. Pembahasan juga akan dilakukan secara khusus pada konflik di Asia Timur, sekaligus memberikan peluang bagi mahasiswa untuk melakukan presentasi.

“Makanya kami mengkritisi di PBB itu yang ada Dewan Keamanan, bagi kami harusnya itu Dewan Perdamaian. Ada 10 profesor dari berbagai negara yang memberikan materi, rata-rata mereka memiliki latar belakang soal materi perdamaian,” terangnya seusai pembukaan CENA 2017, Jumat (4/8/2017).

Prof. Kim Don-Choon dari Sungkonghoe University Korea dalam presentasinya mengkritisi beberapa hal yang bisa mengancam perdamaian di Asia. Ia menempatkan globalisasi, neoliberalisme dan kemiskinan sebagai isu yang dapat meruntuhkan perdamaian di Asia. Kemudian berkaitan dengan kompleksitas industri militer Amerika Serikat. Selain itu, kata Kim, upaya persaingan hegemoni antara Amerika Serikat dengan China masuk dalam urutan ketiga yang dapat mengancam perdamaian Asia.

“Selanjutnya adalah pengungsi dari perang sipil, diskriminasi sosial dari kaum minoritas dan fundamentalisme agama,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya