SOLOPOS.COM - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Semua pihak diminta untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban Kota Jogja.

Harianjogja.com, JOGJA– Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan tidak ada kompromi bagi organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang melakukan sweeping berkaitan dengan perayaan Hari Raya keagamaan. Semua pihak diminta untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban Kota Jogja.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Sultan turut angkat bicara terkait adanya sweeping yang dilakukan sekelompok orang terhadap kegiatan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya. Raja Ngayogyakarta itu mewanti-wanti kepada semua ormas maupun golongan agar tidak melakukan sweeping terhadap aktivitas yang tidak sejalan dengan kepercayaannya. Sultan yakin, semua pihak dapat menjaga dengan baik untuk keamanan dan kedamaian di Jogja.

“Sebetulnya itu [kelompok, golongan] sudah tahu ya [tidak akan melakukan sweeping], saya harap sweeping tidak ada lah di Jogja,” tegasnya di Kompleks Kepatihan, Rabu (21/12/2016) sore.

Menurutnya tidak ada kompromi lagi bagi pihak yang akan melakukan sweeping. Koordinasi dengan kepolisian telah dilakukan Pemda DIY untuk mengantisipasi hal tersebut. Tindakan tegas harus diberikan kepada pihak yang mencoba melakukan sweeping.

“Kita tindak, kita sudah tidak kompromi lagi. Pertemuan [dengan kepolisian] kita sudah, ndak usah ada instruksi juga sudah kita lakukan [koordinasi] itu. Biarpun [misal pelaku] anak-anak di bawah umur kita tindak. Mereka sudah tahu, kita sudah koordinasi kabupaten dan kota,” ungkap Sultan.

Penjabat Walikota Jogja Sulistyo menyatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah terkait Perayaan Natal 2015. Menurutnya ada 68 titik tempat peribadatan yang akan dijaga ketat baik dari unsur sipil maupun kepolisian. Setiap titik ada sekitar 19 personel yang disiagakan melakukan pengamanan. “Kita sudah koordinasi dengan Forkompimda sudah disiapkan, ada 68 titik kegiatan keagamaan akan dilakukan penjagaan, kemarin sudah didistribusikan, tiap tempat itu sekitar 19 petugas yang jaga,” kata dia.

Sterilisasi di tempat peribadatan, dalam hal ini Gereja, lanjutnya, akan dilakukan oleh petugas kepolisian. Ia menyarankan di sejumlah tempat peribadatan skala besar jika memungkinkan agar mengurangi jumlah akses masuk.

“Mudah-mudahan nanti bisa dilakukan dan setiap tempat peribadatan harus disterilisasi. Setiap sudah disterilisasi harus dilakukan penutupan, ya kalau mau masuk ya disterilisasi lagi. Dijaga dan juga pintu tempat peribadatan yang dulunya empat pintu, jadikan dua, untuk masuk dan keluar untuk menghindari hal hal yang tidak kita inginkan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya