SOLOPOS.COM - Seorang pedagang melayani pembeli di Pasar Argosari. Jelang Ramadan, bawang merah menjadi komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi. Jumat (22/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Kantong plastik berbayar masih belum diterapkan di pasar tradisional

Harianjogja.com, SLEMAN– Masyarakat belum mengetahui kebijakan pemerintah terkait kebijakan mengurangi penggunaan kantong plastik. Mereka juga belum mengetahui soal kantong plastik berbayar. Sosialisasi perlu dilakukan agar masyarakat mendukung kebijakan tersebut.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Dari pantauan Harianjogja.com, di pasar-pasar tradisional masyarakat masih banyak menggunakan kantong plasik. Mereka belum sepenuhnya mengetahui kebijakan pengurangan kantong plastik tersebut. Penggunaan kantong plastik masih biasa dilakukan sebelum kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah.

Pedagang tetap memberikan kantong plastik kepada konsumen. Beberapa barang dagangan bahkan lebih dulu dibungkus dengan kantong plastik. Pembeli tidak harus membayar lagi untuk sebuah kantong, karena pedagang memberikan dengan cuma-cuma.

“Saya tidak tahu kalau ada aturan itu. Kebanyakan ya minta plastik. Kalau tidak pakai plastik lalu mau dibungkus pakai apa?” tanya Jumanah, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Sleman, Senin (22/2/2016).

Dalam sehari, Jumanah bisa menghabiskan satu bungkus kantong platik berukuran sedang. Itu belum termasuk plastik bening yang digunakan untuk membungkus dagangannya.

“Kalau yang beli jumlahnya sedikit, sebenarnya rugi. Soalnya kantong plastik ini gratis. Kalau ada yang beli biasanya kantor plastik ukuran besar. Harganya Rp1.000,” katanya.

Hal sama juga terjadi di pasar tradisional lainnya. Untuk satu kantong plastik ukuran kecil, pedagang biasa membeli antara Rp8.000 hingga Rp10.000 berisi 50 kantong.

“Biasanya banyak yang minta plastik kalau sudah beli. Saya juga nggak mungkin ngasih baju ini kalau nggak dibungkus. Sudah biasa,” ujar Sularto penjual pakaian di Pasar Colombo.

Meski demikian tidak semua pembeli minta kantong plastik. Ada juga yang membawa tempat belanja sendiri. Rista, misalnya, warga Trimulyo, Turi tersebut mengaku sudah biasa membawa tas kain untuk belanja. Kecuali untuk daging, ia tetap minta pedagang membungkus dengan plastik. “Kalau dilarang ribet juga ya. Masak harus ditenteng?” tanya Rista.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya