SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kereta Api Prameks ilustrasi (dok)

JOGJA—Kartu tiket berlangganan (KTB) untuk Pramekers, pelanggan kereta api (KA) komuter Prambanan Ekspres (Prameks), sudah disetop dua bulan lalu.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Di sisi lain PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero Daerah Operasi (Daop) 6 Jogja akan segera mengoperasikan empat KA komuter Prameks. Tak hanya itu,  harga tiket pun direncanakan naik.

Kepala Humas PT KAI Daop 6 Jogja, Eko Budiyanto menyampaikan, manajemen PT KAI segera meremajakan armada KA Prameks mengingat armada yang beroperasi saat ini kurang andal karena usia tua.

Dari empat rangkaian kereta yang disiapkan, tiga di antaranya akan dioperasikan reguler, sedangkan satu armada sisanya akan difungsikan sebagai KA cadangan.

“Soal kapan waktunya, belum dipastikan. Tetapi langkah ini sebagai salah satu peningkatan layanan PT KAI kepada pengguna, khususnya Pramekers,” ujarnya, Sabtu (4/2).

Sebagai dukungan peremajaan operasional KA Prameks baru, Eko mengatakan, rencananya manajemen PT KAI akan memberlakukan tarif baru bagi pengguna Prameks. Langkah itu diambil sejalan dengan peningkatan layanan berupa penggunaan KA baru dengan kualitas layanan yang diharapkan semakin baik.

Dalam rencana, perusahaan negara itu akan menaikkan tarif 50% lebih mahal dari harga tiket yang berlaku sekarang. Jika saat ini tarif perjalanan Jogja-Solo dipatok Rp10.000, ke depan harga bisa naik menjadi Rp15.000.

Pramekers kecewa
Rencana pengoperasian KA Prameks baru tidak sepenuhnya mendapat dukungan positif Pramekers. Pramekers kecewa, apalagi upaya menaikkan harga tiket tidak disertai langkah untuk meringankan beban Pramekers sebagai pengguna rutin KA Prameks.

Menurut Pramekers, Bagus Dewanto, pengguna rutin jasa KA Prameks mengaku keberatan dengan rencana kenaikan tarif perjalanan. Terlebih, Pramekers menggunakan KA dua kali perjalanan setiap hari selama lima hingga enam hari tiap minggunya.

Bagus mengeluh bahwa tarif baru nantinya akan menambah pengeluaran, apalagi pasca tidak berlakunya KTB yang sebelumnya mencakup harga potongan.

Dikatakannya, jika kenaikan tarif tetap diberlakukan, beban pengeluaran semakin memberatkan Pramekers, khususnya bagi mereka dengan nilai upah bulanan minimal.     “Kami keberatan, hitung kasar saja, misalnya gaji Rp1,5 juta, lalu 40 persen penghasilan habis untuk transport, bayangkan saja,” ucapnya.

Ditanya mengenai janji peningkatan kualitas layanan, Pramekers berharap hal tersebut akan bisa dibuktikan dalam penyelenggaraan operasional KA Prameks yang baik, tidak terlambat bahkan tidak lagi akan mogok.

Kendati demikian, meski PT KAI berupaya meningkatkan kualitas layanan lewat pengoperasian kereta baru dan menaikkan tarifnya, Pramekers tetap berharap ada keringanan untuk pelanggan khusus.

Adapun, PT KAI mengaku sewajarnya akan melakukan peremajaan KA Prameks mengingat KA yang dioperasikan saat ini secara usia sudah tidak laik jalan. Saat ini PT KAI mengoperasikan dua jenis armada KA Prameks, yakni kereta rel diesel (KRD) dan kereta rel diesel elektrik (KRDE). Keduanya merupakan jenis KA hasil produksi 1980-an. (HARIAN JOGJA/Pamuji Tri Nastiti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya