Jogja
Jumat, 14 Desember 2012 - 16:00 WIB

Karawitan 24 Jam Nonstop, ISI Pecahkan Rekor Muri

Redaksi Solopos.com  /  Esdras Ginting  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karawitan di ISI. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Karawitan di ISI. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

BANTUL—Museum Rekor Indonesia (Muri) memberikan piagam penghargaan kepada Fakultas Seni Pertunjukkan Institut Seni Indonesia (ISI) dan Yayasan Kertagama atas pencapaian mereka dalam menyelenggarakan pentas Karawitan  selama 24 jam nonstop, Jumat, (14/12).

Advertisement

Pemberian gelar tersebut diberikan langsung oleh Wida, perwakilan Muri kepada Rektor ISI, Hermien Kusmayati dan Sujiwo Tejo, salah satu pengurus Yayasan Kertagama. “Dengan usainya para pengrawit memainkan Karawitan selama 24 jam tanpa henti kami berikan piagam penghargaan Muri. Penghargaan ini juga merupakan ke 5.740 yang telah diberikan MURI,” kata Wida dihadapan puluhan penonton.

Sujiwo Tedjo, Budayawan sekaligus Ketua yayasan Kertagama mengaku sangat antusias dengan penghargaan Muri itu. Menurut mantan wartawan Kompas tersebut, piagam penghargaan itu diharapkan bisa memancing pihak pihak yang bersangkutan untuk bisa lebih peduli terhadap seni  karawitan.

Terlebih, kata dia, antusiasme masyarakat Indonesia untuk turut nguri-nguri seni Karawitan cukup tinggi. “Misalnya saja di daerah Gunungkidul, itu bukan cuma desa-desa saja bahkan tiap RW memiliki gamelan. Meskipun sebagian ada besi dan perunggu Di Manyaran, Wonogiri bahkan di sana mayoritas warga memproduksi gamelan bahkan kalau kita pesan saja sulit karena antriannya panjang sekali.  Berrbagai instansi di Indonesia banyak yang memesan Gamelan di sana,” ungkapnya.

Advertisement

Untuk itu,  ia sangat berharap sekali bahwa Karawitan bisa secepatnya disahkan sebagai salah satu warisan dunia oleh Unesco. Karena hal itu tentunya akan berdampak besar terhadap perkembangan gamelan sendiri di Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif