SOLOPOS.COM - Aksi demonstrasi mantan karyawan PT JTT di Pengadilan Negeri Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Jumali)
Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah karyawan PT Jogja Tugu Trans kembali melakukan aksi menuntut manajemen perusahaan tersebut menghapus status pekerja kontrak dan merubah menjadi pekerja tetap.
“Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, yang terjadi pada karyawan PT JTT jelas telah menyalahi perundang-undangan,” kata Koordinator aksi Arsiko dalam aksi menjelang sidang gugatan kelima terhadap perusahaan yang mengelola Bus Trans Jogja itu di depan Gedung Pengadilan Negeri Yogyakarta, Senin (12/1/2014).
Menurut dia, rata-rata karyawan PT Jogja Tugu Trans (JTT) hingga saat ini masih berstatus karyawan dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) atau kontrak meskipun telah memiliki usia kerja lima tahun.
Hal itu, lanjut dia, bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat (1b) yang menyebutkan bahwa status PKWT hanya dapat diberikan kepada karyawan paling lama tiga tahun masa kerja.
“Para pekerja sudah lima tahun bekerja dari 2008 dan sampai sekarang tanpa memiliki kejelasan status. Tidak ada jaminan kepastian kerja. Kami juga dihantui pemutusan kontrak, jika masa kontrak selesai,” kata dia.
Namun demikian ia justru menyayangkan kebijakan manajemen perusahaan yang justru memutus hubungan kerja terhadap 19 karyawan yang pernah menuntut pemenuhan hak tersebut.
“Bukannya tuntutan kami dikabulkan malah di-PHK secara sepihak,” katanya.
Sementara itu, karyawan PT.JTT lainnya, Arsini menambahkan, kebijakan perusahaan tersebut dalam memberikan hak terhadap perempuan juga masih minim. Hingga saat ini perempuan yang hamil masih berisiko diberhentikan.
“Bahkan pekerja yang hamil juga terancam di-PHK,”kata dia.