Jogja
Jumat, 8 Maret 2024 - 15:48 WIB

Kasus Antraks Kembali Muncul di Gunungkidul, 1 Warga Diduga Terjangkit

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi antraks. (Freepik.com)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Kasus antraks kembali muncul di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Bahkan, ada satu warga asal Kapanewon Gedangsari, berinisial Su, diduga terjangkit atau suspek penyakit antraks.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan pihaknya mendapat laporan dari Dinkes Kabupaten Sleman terkait adanya satu warga Gunungkidul yang dirawat di RSUD Prambanan yang diduga suspek antraks.

Advertisement

“Kami dapat info kemarin siang menjelang sore. Ada satu warga Gedangsari suspek antraks dan dirawat di RSUD Prambanan,” kata Dewi, Jumat (8/3/2024).

Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait penanganan selanjutnya.

Advertisement

Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait penanganan selanjutnya.

Selain itu, lanjut Dewi, Dinkes telah menurunkan tim untuk melakukan survei di lapangan, termasuk cek kesehatan hewan, pendataan hewan sakit, serta apakah ada warga lain yang mengonsumsi daging hewan yang mati dan pengambilan sampel.

“Kami belum bisa melaporkan secara lengkap, baru melacak di lapangan. Kita akan melihat dulu apakah ada gejala dari warga lain. Saat ini memang sudah ada satu yang suspek antraks,” katanya.

Advertisement

“Kalau mengonsumsi daging, pastikan dari hewan yang sehat dan rebus sampai matang,” katanya.

Sementara itu, Panewu Gedangsari, Eko Kristianto, membenarkan ada salah seorang warganya yang diduga suspek antraks. Namun demikian, pihaknya juga belum mengetahui secara pasti, karena masih dilakukan penelusuran.

Ia menyebut jika ada sapi yang mati di rumah warga suspek antraks tersebut. “Kebetulan di rumahnya ada sapi mati, tetapi tidak disembelih dan Puskeswan melakukan penguburan sapi,” kata Eko.

Advertisement

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengingatkan kepada masyarakat jika ada hewan ternak mati untuk tidak dikonsumsi atau sering disebut brandu. Lebih baik dikuburkan dibandingkan dikonsumsi.

“Jangan brandu kalau itu tidak dilakukan, ada Puskeswan. Karena itu bisa berdampak,” kata bupati.

Selama ini, kasus antraks memang kerap muncul di Kabupaten Gunungkidul. Salah satu faktor penyebabnya adalah tradisi atau budaya brandu, yakni membagi-bagikan daging ternak yang sakit atau sudah mati.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif