Jogja
Rabu, 21 September 2022 - 17:35 WIB

Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul Tinggi, Sembilan Bulan Terakhir Ada 20 Kasus

David Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Polres Gunungkidul mencatat dari Januari hingga September 2022 ada 20 orang yang meninggal dunia karena bunuh diri. Hampir semua kasus bunuh diri dilakukan dengan cara gantung diri.

Kasubbag Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto, mengatakan sepanjang 2022 ini sudah ada laporan 20 kasus bunuh diri. Kasus bunuh diri terakhir terjadi pada Rabu (21/9/2022) pagi di Kalurahan Gading, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Advertisement

Dia menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka bunuh diri di Bumi Handayani, baik melalui anggota Babinkhamtibmas dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu, anggota Polwan Polres Gunungkidul juga menggalakkan kegiatan sambang rumah warga untuk memberikan edukasi mengenai hal itu.

“Tidak hanya edukasi, tetapi juga ada pemberian obat ke kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program penyuluhan,” kata Suryanto, Rabu (21/9/2022).

Advertisement

“Tidak hanya edukasi, tetapi juga ada pemberian obat ke kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program penyuluhan,” kata Suryanto, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Jasa Raharja Tanggung Biaya Pengobatan 12 Korban Kecelakaan Beruntun di Bantul

Dari 20 kasus bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul selama tahun ini, kata dia, 19 kasus di antaranya dilakukan dengan cara gantung diri. Sedangkan satu kasus lainnya dengan cara menceburkan diri ke sumur.

Advertisement

Disinggung mengenai kasus bunuh diri di Gunungkidul, dia mengakui jumlahnya terus naik turun setiap tahunnya. Sebagai gambaran pada 2020 lalu ada 26 kasus, kemudian pada tahun 2021 kasus bunuh diri ada 38 kasus.

Baca Juga: Wisata ke Bantul, Siswa dari Purworejo Tenggelam hingga Tewas di Kolam Renang

“Untuk pencegahan dibutuhkan partisipasi dari semua pihak,” jelas dia.

Advertisement

Psikiater RSUD Wonosari, Ida Rochmawati, mengatakan bunuh diri terjadi karena bebera faktor, mulai dari psikologis, sosial dan budaya, serta faktor risiko lainnya.

“Tidak hanya karena satu masalah, tetapi memang kompleks sehingga terjadi kasus bunuh diri,” katanya.

Menurut Ida naiknya kasus bunuh diri menjadi tantangan bersama untuk melakukan upaya pencegahan. Langkah pencegahan dapat dilakukan komitmen bersama untuk penanggulangan.

Advertisement

Baca Juga: 55 Orang Meninggal dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Gunungkidul Selama 9 Bulan

“Harus bahu membahu mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga hasilnya bisa lebih dimaksimalkan,” katanya.

“Peringatan

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.

Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, atau pun klinik kesehatan mental.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.”

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Duh, Sepanjang Tahun Ini, 20 Orang di Gunungkidul Tewas Bunuh Diri

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif