SOLOPOS.COM - Iluistrasi perawatan pasien DBD. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Kasus DBD di Kulonprogo diperkirakan masih akan tinggi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kulonprogo kembali melalui puncak siklus enam tahunan penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada 2016. Namun, masyarakat tetap diminta waspada terhadap kasus DBD yang diperkirakan masih tinggi tahun ini.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Baning Rahayujati, Senin (30/1/2017).

Tahun 2016 memang telah diprediksi menjadi puncak siklus enam tahunan DBD yang terakhir terjadi pada 2010 lalu. Prediksi itu kemudian terbukti dengan adanya 381 kasus selama 2016 kemarin, jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 123 kasus.

“Ada dua kasus kematian di Lendah dan Wates, sedangkan sebelumnya [2015] tidak ada,” kata Baning.

Jika berpedoman pada pola siklus enam tahunan, tren kasus DBD 2017 semestinya menurun. Hal itu seperti yang terjadi pada 2011 lalu. Jumlah kejadian DBD diketahui mencapai 126 kasus setelah pada 2010 tembus 472 kasus.

Meski begitu, Baning mengimbau masyarakat tidak lengah. Cuaca yang tidak menentu dinilai mendukung perkembangbiakan nyamuk. Dia lalu mengungkapkan telah terjadi 15 kasus DBD pada tiga pekan pertama tahun ini.

“Ini kemarau basah. Sepanjang tahun bisa ada hujan. Mungkin jumlah kasusnya akan turun tapi tetap masih tinggi,” ujar Baning.

Baning lalu menjelaskan, sebaran jumlah kasus DBD per bulan umumnya juga memiliki pola tertentu. Kejadian DBD biasanya menunjukkan angka yang tinggi pada awal tahun.

Grafiknya kemudian turun pada pertengahan tahun dan naik kembali menjelang akhir tahun. Namun, pola itu berubah pada 2016 lalu karena cuaca yang tidak menentu sehingga peningkatan jumlah kasus pun terjadi di pertengahan tahun.

Masyarakat Kulonprogo kembali diimbau menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dan berkala untuk menekan populasi nyamuk aedes aegypty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya