Jogja
Jumat, 23 Februari 2024 - 19:26 WIB

Kasus Dugaan Perundungan Pelajar Difabel di Gunungkidul Berakhir Damai

Andreas Yuda Pramono  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ajakan menghentikan bullying atau perundungan. (Freepik.com)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL – Kasus dugaan perundungan dengan korban siswa difabel di SMPN 3 Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, berakhir damai. Pihak sekolah menyebut peristiwa ini bukan kasus perundungan, melainkan perkelahian antara dua siswa.

Kepala SMPN 3 Wonosari, Sutotok Sudar Ujian, menegaskan tidak ada perundungan terhadap siswa difabel di sekolahnya pada Rabu (21/2/2024). Menurutnya, kejadian itu hanya perkelahian antara dua siswa.

Advertisement

Sutotok menyampaikan pihaknya telah memediasi pihak keluarga dua siswa yang terlibat dalam peristiwa tersebut pada Jumat (23/2/2024) siang. Dalam mediasi itu, pihak sekolah mendatangkan kedua keluarga, Polres Gunungkidul, dan kepala dusun.

Dari hasil mediasi itu, kata dia, semua pihak bersepakat menyatakan tidak terjadi perundungan. Selain itu, akta perdamaian pun telah ditandatangani kedua keluarga.

“Tadi prosesnya lancer. Sebelum salat Jumat [mediasianya] selesai,” kata dia.

Advertisement

Dia menceritakan siswa dan para guru mengumpulkan dana peduli untuk pengobatan korban. Dari pengumpulan dana peduli itu, terkumpul sekitar Rp1 juta.

Sedangkan keluarga korban, lanjut Sutotok, saat ini merujuk korban ke rumah sakit di Kota Solo.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak difabel berusia 13 tahun yang merupakan siswa SMPN 3 Wonosari diduga menjadi korban perundungan pada Rabu setelah salat Zuhur. Dalam peristiwa itu, siswa difabel itu jari kelingkingnya patah dan harus dirawat di rumah sakit.

Advertisement

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Bantah Ada Perundungan, Kepala SMP 3 Wonosari: Pihak Keluarga Memutuskan Damai

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif