Jogja
Senin, 23 Februari 2015 - 20:20 WIB

KASUS GIZI BURUK : Disebabkan Masalah Sosial dan Pola Asuh Orang Tua

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bocah balita (JIBI/Dok)

Kasus gizi buruk di Jogja terus meningkat. Adapun masalah sosial dan model pola asuh orang tua yang menjadi penyebab terbanyak.

Harianjogja.com, JOGJA-Jumlah balita dengan kasus sangat kurus yang dirawat di Rumah Pemulihan Gizi (RPG) pada setahun terakhir mengalami peningkatan. Yang disayangkan, tak semua orang tua balita berkenan balita mereka dirawat di RPG.

Advertisement

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, FX. Kuswinarto menjelaskan ada beberapa penyebab gizi buruk terjadi pada seorang balita. Pertama, sejak awal balita tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari ibu yang mengandungnya, Kedua dampak lingkungan, misalnya seorang ibu terkena infeksi saat hamil yang kemudian berdampak pada balita, Ketiga, imunisasi yang tidak lengkap atau si balita tidak diberikan imunisasi non program. Keempat, gizi buruk disebabkan penyakit bawaan. Kelima yaitu kesalahan pola asuh yang berimbas pada pemberian pola makan yang tidak benar, Keenam kepercayaan sosial. Kuswinarto mencontohkan, masih ada keluarga yang percaya seorang anak tetap sehat bila tida, diberi Air Susu Ibu, melainkan tajin. Ketujuh, faktor ekonomi.

“Nah, untuk faktor ekonomi, amat tipis sekali jumlah kasus gizi buruk akibat kondisi ekonomi. Apalagi di perkotaan, kebanyakan karena sosial dan perilaku pola asuh dalam keluarga,” tutur Kuswinarto, Kamis (19/2/2015).

Ia menambahkan, tidak sedikit kasus yang dirujuk dan dirawat ke RPG kemudian normal, akan tetapi setelah tidak diawasi intensif, kondisinya kembali buruk. Alasan yang muncul karena psikososial.

Advertisement

Kuswinarto menegaskan, meski tercatat ada sejumlah kasus terjadi di Kota Jogja, namun tidak melulu diderita balita Kota Jogja. Melainkan juga balita yang merupakan anak seorang perantau luar Kota Jogja, yang kemudian berdomisili di Kota Jogja. Mengalami gizi buruk dan terpantau, terinventarisir oleh data Dinkes Kota Jogja.

Staff Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesga Gizi) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fariani Hidayah menjelaskan pada 2014 ada 165 balita di Kota Jogja mengalami kasus gizi buruk dari indikator ‘sangat kurus’. Sebanyak 66 di antaranya dirawat di RPG. Padahal, pada 2013 sudah ada 50 balita yang dirawat dengan kasus yang sama.

Rincian dari 50 kasus pada 2013 yakni, 33 balita sangat kurus karena pola asuh dan pola makan yang tidak benar, 11 balita sangat kurus akibat penyakit penyerta yang ada pada dirinya, lima balita karena kelainan tumbuh kembang, satu balita sangat kurus akibat kondisi sosial dan ekonomi.

Advertisement

Sedangkan 66 kasus pada 2014 antara lain 56 balita sangat kurus dirawat di RPG karena pola asuh dan pola makan yang tidak benar, lima balita karena penyakit penyerta, empat balita karena kelainan tumbuh kembang, satu balita akibat kondisi sosial dan ekonomi.

Sementara data keseluruhan penghuni pada 2015 dikatakan belum diupdate maksimal. Disinggung perihal kenaikan jumlah kasus dalam setahun di RPG, Fariani justru melihatnya dari kacamata positif.

“Data balita kasus gizi buruk diketahui RPG dari tiap Puskesmas. Dengan adanya kenaikan angka, berarti kesadaran orang tua untuk mengakui dan melaporkan bahwa anak mereka mengalami gizi buruk membaik, sehingga Dinkes bisa segera menangani,” tuturnya.

Hanya saja, ia menyayangkan keputusan keluarga yang menolak menyerahkan balita mereka yang mengalami gizi buruk untuk ditangani pemerintah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif