SOLOPOS.COM - Berlinda Triwidani saat dirawat di Klinik Fortuna Husada, Grogol, Bejiharjo. Kondisinya saat ini berangsur-angsur membaik, selain itu sejak dirawat ia sudah menghabiskan 2 infus, Senin (6/7/2015). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Kasus keracunan Gunungkidul terjadi diduga saat buka bersama

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–  Sedikitnya tiga warga di dua RT di Dusun Pakelrejo, Piyaman, Wonosari terpaksa dirawat di rumah sakit karena mengalami keracunan. Sementara itu, puluhan warga lainnya juga mengalami hal yang sama, namun hanya sampai proses rawat jalan.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Informasi yang berhasil dihimpun Harian Jogja, Senin (6/7/2015), kejadian ini bermula saat diadakannya buka bersama di Masjid di Masjid Khusnul Qotimah, Sabtu (4/7/2015). Setidaknya acara tersebut dihadiri puluhan peserta dari dua RT, yakni RT 07 dan 08 di Dusun Pakelrejo. Panitia sendiri menyediakan paket makanan untuk 150 orang.

Dalam kegiatan tersebut, seluruh peserta diwajibkan membawa olahan makanan dari rumah masing-masing. Menu yang dibawa telah ditetapkan oleh panitia, antara lain kerupuk, lontong, opor ayam, sambal dan es buah.

Permasalahan mulai muncul saat malam harinya, beberapa warga mengalami gejala panas tinggi disertai dengan perut mual-mual hingga muntah-muntah.  Salah seorang warga, Febriana Ayu Lestari mengatakan, di pagi harinya (Minggu, 5/7/2015) ia membawa ibunya Ngatinah ke Rumah Sakit Bethesda Wonosari.

Peristiwa nahas ini ternyata tidak hanya menimpa sang ibu. Sebab dua saudara lainnya juga mengalami hal yang sama, dengan gejala yang sama persis. “Adik saya yang satu sudah medapatkan pertolongan melalui rawat jalan, sementara itu yang satunya lagi kondisinya masih lebih baik,” kata Ayu saat ditemui di ruang bangsal rumah sakit, Senin (6/7/2015).

Menurut dia, kejadian ini hanya menimpa warga yang ikut buka bersama. Keyakinan ini muncul karena ia dan ayahnya, Ngatijan kondisinya baik-baik saja.

“Kalau jumlahnya tidak tahu persis berapa, tapi informasi yang beredar mencapai puluhan. Yang jelas, ada tiga orang yang dirawat di rumah sakit, yakni ibunya, Lia [dirawat di RSUD Wonosari] dan seorang warga dirawat di klinik Fortuna Husada,” ujar Ayu.

Sementara itu, menurut pengakuan Ngatinah, menu buka puasa yang disajikan berupa es buah, lontong dan opor ayam, kerupuk serta kerupuk. Makanan ini dibuat oleh warga saat siang harinya, dan baru disantap saat masuk masa berbuka.

“Saya tidak merasa curiga dan memakan menu yang disajikan. Tapi malam harinya saya mulai mual-mual dan tidak enak badan,” aku Ngatinah.

Korban lainnya, Berlinda Triwidani yang dirawat di Klinik Fortuna Husada mengaku merasakan seluruh badannya panas. Dia merasa kenaikan suhu badan ini usai pulang dari kegiatan buka bersama. Oleh pihak keluarga, ia dibawa ke klinik tersebut untuk mendapatkan perawatan.

“Kondisinya sudah membaik, dan saat ini sudah mau makan,” kata Ibu Berlinda, Juminten.

Dia tidak mau menduga-duga penyebab anaknya hingga harus dirawat di rumah sakit. Namun, kejadian ini terjadi usai melakukan kegiatan buka bersama di salah satu masjid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya