Jogja
Jumat, 13 Maret 2015 - 20:20 WIB

KASUS LEPTOSPIROSIS JOGJA : 14 Pasien, 5 Meninggal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptosprirosis (Dok/JIBI)

Kasus leptospirosis Jogja pada awal 2015 meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Harianjogja.com, JOGJA-Masyarakat Kota Jogja diimbau mewaspadai sejumlah penyakit yang kerap muncul pada musim penghujan. Salah satunya, leptospirosis.

Advertisement

Sebab hingga 12 Maret 2015 saja, sudah tercatat 14 kasus leptospirosis menyerang Kota Jogja, dengan lima kasus meninggal dunia. Tiga kasus di Prawirodirjan, satu kasus di Patangpuluhan, satu kasus di Pakualaman, padahal, pada 2014 total tercatat ada 23 kasus, dengan satu kasus meninggal dunia.

District Surveillance Officer Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, Rubangi mengatakan peningkatan jumlah kasus meninggal dunia masih belum dapat diungkapkan secara pasti. Gejala penyakit yang disebabkan bakteri leptospira ini serupa dengan gejala yang diderita pengidap demam berdarah, salah satunya disertai demam. Hanya saja, gejala tambahan lain yakni mata merah dan nyeri otot.

Penderita leptospirosis yang terdata adalah pasien lanjut usia, dijelaskan Rubangi, pasien lanjut usia tidak hanya mengidap satu penyakit, mereka memiliki penyakit penyerta.

Advertisement

“Mereka yang menderita leptospirosis dan meninggal dunia tadi, tinggal di wilayah endemis leptospirosis. Sehingga, meskipun ada pasien yang disebut suspect oleh pihak rumah sakit, namun bisa dinyatakan bahwa pasien menderita leptospirosis,” ungkapnya, Kamis (12/3).

Tikus memang menjadi salah satu hewan yang di musim hujan kerap berpindah ke permukiman untuk mencari tempat tinggal layak.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif