Jogja
Sabtu, 11 Juli 2015 - 22:20 WIB

KASUS MALARIA : Berisiko? Pemudik Silakan ke Puskesmas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jentik nyamuk malaria. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kasus malaria diantisipasi dengan meminta pemudik memeriksakan diri ke Puskemas.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan Kulonprogo menggalakkan upaya surveilans migrasi malaria pada masa arus mudik. Semua pemudik dari daerah berisiko malaria diminta memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

Advertisement

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati memaparkan kewaspadaan diutamakan untuk pemudik dari luar Jawa, terutama yang endemis malaria.

Upaya pemeriksaan ke puskesmas sebagai diagnosa dini terhadap penyebaran penyakit malaria yang mungkin terbawa pemudik dari daerah perantauan. Mereka diimbau segera menjalani tes darah setelah sampai Kulonprogo.

“Harus memeriksakan diri walaupun tidak sedang demam,” kata Baning, Jumat (10/7/2015).

Advertisement

Dinkes Kulonprogo telah menyebarkan surat pemberitahuan ke puskesmas di setiap kecamatan untuk mendukung pelayanan surveilans migrasi malaria. Sosialisasi juga telah dilakukan melalui pemerintah desa.

Jika puskesmas terdekat tutup, pemudik bisa diperiksa juru malaria desa (JMD). Baning memastikan mereka akan siaga setiap saat. “Biasanya para JMD sudah punya data mengenai kantong pemudik,” ungkapnya.

Sampai kini, Kulonprogo belum bisa dikatakan bebas malaria. Pemerintah Kabupaten terus memantau dan membuat upaya pencegahan di sejumlah wilayah berisiko. Wilayah-wilayah itu ada di sekitar pegunungan Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Kasus malaria paling banyak ada di Kokap.

Advertisement

Pelaksana tugas Kepala Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Sutardi mengaku telah menerima pemberitahuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu. “Mereka yang harus diperiksa termasuk yang datang dari luar Jawa, misalnya Sumatra,” paparnya.

Sutardi mengungkapkan tahun lalu sudah tidak ada kejadian kasus malaria di wilayahnya. Namun, tahun ini kembali ada beberapa warga yang terserang malaria. Penyakit itu didapat warga karena sering beraktivitas di Purworejo, Jawa Tengah, yang merupakan wilayah endemis malaria.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif