Jogja
Jumat, 4 September 2015 - 00:20 WIB

KASUS MIRAS BANTUL : Miras Impor Palsu Disita Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan botol miras yang berhasil disita Polres Bantul, Rabu (2/9/2015) siang. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Kasus miras Bantul terungkap setelah aparat Polres setempat gencar melakukan operasi

Harianjogja.com, BANTUL-Mengantisipasi berkembangnya tindak kriminalitas di masa kampanye Pilkada 2015, pihak Kepolisian Resor (Polres) Bantul gencar melakukan operasi penyakit masyarakat. Alhasil, ratusan botol minuman keras (miras) berhasil mereka amankan.

Advertisement

Kapolres Bantul AKBP Dadiyo, saat dihubungi Harian Jogja mengakui, dari operasi penyakit masyarakat yang digelarnya Selasa (1/9/2015) malam, pihaknya berhasil menyita ratusan botol miras.

Dari ratusan botol itu, tercatat ada 7 buah yang tergolong miras impor yang telah dipalsukan. Dikatakannya, ratusan botol miras itu disitanya dari warung milik Dewo, warga Desa Palbapang, Bantul.

Tak hanya menggelar operasi di Palpabang saja, pihaknya juga kembali menyisir beberapa warung yang diduganya menjual miras tanpa izin di sepanjang kawasan Pantai Parangkusumo. Diakuinya, beberapa warung yang tampak menyalakan musik menjadi sasaran utamanya.

Advertisement

Sayangnya, meski sudah melakukan penggeledahan hingga halaman belakang beberapa warung itu, pihaknya tak menemukan satu pun miras yang diincarnya. Padahal, semula ia menduga miras-miras itu disembunyikan di halaman belakang.

“Tapi begitu kami geledah, tak kami temukan apa-apa. Entah kenapa,” ucapnya saat dihubungi wartawan, Rabu (2/9/2015) siang.

Ia menduga razia di sepanjang kawasan Pantai Parangkusumo itu telah bocor sebelumnya. Akan tetapi, ia mengaku tak akan menyerah begitu saja menyisir titik-titik rawan yang telah ia petakan.

Advertisement

“Intinya, razia itu adalah upaya kami untuk menjaga suasana Bantul agar tetap kondusif, terutama selama masa kampanye ini,” katanya.

Beberapa titik rawan itu, diakuinya masih dipetakannya berdasarkan rekomendasi pemetaan saat Pemilihan Legislatif (Pileg) beberapa tahun lalu. Beberapa titik itu diakuinya menjadi rawan terjadinya gesekan antar pendukung pasangan calon (paslon).

Hanya saja, ia memperkirakan kondisi saat ini tak akan separah seperti pemilu lalu. Dinamika dan perubahan peta politik di Bantul diakuinya turut membantu untuk meminimalisir potensi gesekan tersebut.

“Tapi bagaimanapun, kami tetap waspada. Kami sudah terjunkan petugas untuk memantau potensi-potensi gesekan yang terjadi di masyarakat. Namun demikian sejauh ini kampanye berlangsung dengan tertib,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif