SOLOPOS.COM - Miras oplosan dan sejumlah bahan baku racikan miras oplosan yang biasa diracik Sri saat diamankan di Mapolres Sleman akhir pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN – Seorang penjual miras, Sri, 45, tetap meracik oplosan setiap hari meski akhir-akhir banyak korban jiwa akibat miras oplosan. Alasannya karena untuk bertahan hidup. Tetapi usaha itu kandas, karena petugas Polres Sleman menggerebek usahanya tempat meracik oplosan akhir pekan lalu. Dalam sehari-hari sejak beberapa bulan terakhir, Sri meracik miras di rumahnya Desa Pendowoharjo, Sleman.

Saat ditemui di Mapolres Sleman, Sri berdalih terpaksa menjual miras dengan meracik sendiri karena alasan ekonomi. Ia mengaku sebagai janda, harus mencukupi kebutuhan keluarga sehingga membuka industri rumah tangga dengan meracik miras. Atas dasar keterpaksaan itu ia tidak berpikir jauh dampak yang ditimbulkan atas miras oplosan yang diracik. Meski demikian, diakuinya ada kekhawatiran karena banyak korban meninggal lantaran mengonsumsi miras dari penjual lain. Tetapi kekhawatiran itu, kata dia, dikalahkan oleh terdesaknya kebutuhan rumah tangga.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Saya ya khawatir tapi bagaimana lagi, ini untuk bertahan hidup. Saya tidak punya pekerjaan, saya janda. Anak saya kerjanya juga tidak diperpanjang. Kami bantuan juga tidak pernah dapat, sembako juga tidak, beras tidak pernah,” ungkap Sri akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya