SOLOPOS.COM - Seorang karyawan menyiapkan loyang tempat adonan biang nata de coco di pabrik pembuatan nata de coco Dusun Sembuh Lor, Sidomulyo, Godean, Sleman, Selasa (31/3/2015). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kasus nata de coco berbahan pupuk za membuat petani nata takut dan berhenti produksi.

Harianjogja.com, SLEMAN—Ratusan produsen nata de coco atau biasa disebut petani nata di DIY merasa resah, menyusul adanya penyelidikan yang dilakukan jajaran Polres Sleman terkait adanya campuran pupuk ZA dalam pembuatan nata de coco.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Salah satu petani nata di DIY, Heri Supratikno menjelaskan dia mendapat keluhan dari puluhan petani tidak hanya di DIY, melainkan dari seluruh Indonesia terkait dengan penyelidikan dan penggerebekan salah satu rumah produksi nata de coco yang dilakukan Polres Sleman, beberapa waktu lalu. Heri menegaskan, hingga Jumat (3/4/2015) kemarin, seluruh petani nata di DIY yang jumlahnya sekitar 100 petani memilih berhenti memproduksi nata. Mereka khawatir akan berurusan dengan polisi jika terus membuat nata.

“Pasca-kejadian [penggerebekan], semua petani resah, saya ditelepon rekan-rekan dari Medan, Jawa Barat dan lain-lain. Bahkan ada juga petani nata di Cirebon itu sudah didatangi polisi. Kalau di DIY semua off [tidak berproduksi],” ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/4/2015).

Pria yang memproduksi nata di wilayah Bantul ini menambahkan dengan berhenti produksi, sangat berpengaruh terhadap petani kecil yang memproduksi dalam skala kecil. Karena banyak petani nata yang hidup dari pembuatan nata.

“Padahal mereka semua petani kecil yang menggantungkan hidupnya dari nata,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya