Jogja
Kamis, 17 Maret 2016 - 11:55 WIB

KATAHANAN PANGAN : Belgia Bantu Cari Solusi Ketahanan Pangan di DIY

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden dan Menteri Ekonomi Belgia Jean-Claude Marcourt ketika menjawab pertanyaan sejumlah awak media di Bangsal Kepatihan, Jogja, Rabu (16/3/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Ketahanan pangan di DIY mendapatkan perhatian dari Pemerintah Belgia

Harianjogja.com, JOGJA—Belgia akan bekerja sama dengan UGM dalam bidang peternakan untuk mencari solusi bersama terkait ketahanan pangan dalam hal ini populasi sapi.

Advertisement

Wakil Presiden dan Menteri Ekonomi Belgia Jean-Claude Marcourt mengungkapkan, kerja sama dengan UGM sudah terjalin selama tiga tahun. Kerja sama selama ini berkonsentrasi pada peternakan dan pertanian. Saat ini, kerja sama yang dilakukan lebih bersifat umum.

“Ini terutama kerja sama dari universitas untuk bertukar pengalaman dan penelitian. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, kami ingin cari solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan,” papar dia kepada wartawan di Bangsal Kepatihan, Jogja, Rabu (16/3/2016).

Ia membawa 300 delegasi yang terdiri dari pengusaha, akademisi, pengusaha bidang konstruksi dan agrifood. Nantinya, bisa dilakukan pertukaran mahasiswa dan penelitian untuk mencari solusi bersama.

Advertisement

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengakui akan ada kerja sama antara Belgia dengan UGM dalam hal meningkatkan kualitas dan populasi sapi di DIY karena memiliki teknologi yang dibutuhkan.

Namun, ia mengingatkan jika melalui suntik dan teknologi lainnya khususnya untuk kualitas daging bisa meningkat, harus dipikirkan pola makan yang sesuai dengan peternakan di DIY. “Di sini pola makannya itu pola makan lokal, bukan penuh suplemen yang akhirnya cost mahal,” papar dia.

Ia mengimbau agar tidak menerapkan suplemen-suplemen seperti di Eropa karena peternak di DIY kebanyakan petani individu bukan perusahaan. Jika kelompok tani diharuskan memberikan makanan yang mahal maka mereka akan kesusahan. Jangan sampai, kerjasama itu justru memberikan beban dan akhirnya tidak bisa berjalan terus.

Advertisement

Ia mengakui, populasi sapi di DIY tidak bisa mencukupi kebutuhan. Minimal, jumlah populasi sapi harus tiga kali lipat dari jumlah penduduk sehingga kebutuhan tercukupi.

“Caranya dengan meningkatkan populasi misalnya dengan menggalakkan mani beku  dan lainnya untuk percepat reproduksi. Tapi, perlu dipikirkan, dengan pejantan yang sebesar itu apa enggak susah saat melahirkan. Jangan kayak dulu,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif