SOLOPOS.COM - Sejumlah guru, relawan dan petugas mengevakuasi siswa-siswa SDN Glagaharjo, Cangkringan dalam simulasi penanggulangan bencana erupsi Merapi, Selasa (29/3/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Kawasan rawan bencana tidak hanya ada rumah penduduk tetapi juga bangunan sekolah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — BPBD Provinsi DIY memetakan sebanyak 124 desa di Gunungkidul masuk dalam daftar daerah rawan bencana.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Tercatat dalam daerah tersebut masih ada sekitar 1.000 sekolah yang berdiri dalam daerah rawan bencana.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Heri Siswanto mengungkapkan BPBD DIY berupaya untuk meningkatkan kewaspadaan seluruh unsur masayarakat dengan membentuk Desa tangguh Bencana dan Sekolah Siaga Bencana (SSB).

Beberapa upaya yakni meningkatkan kapasitas dengan menerapkan sistem penanggulanagn bencana yang ada di desa maupun sekolah. Agenda yang dilakukan antara lain penyusunan dokumen, kelembagaan,mempersiapkan relawan, serta menyusun kurikulum yang berbasis edukasi bencana.

“Berbagai agenda tersebut diakhiri dengan gladi lapang untuk melengkapi peningkatan kapasitas siaga bencana,” kata dia usai peresmian Sekolah Siaga Bencana di SMP 3 Nglipar, Rabu (25/5/2016).

Heri pun mengungkapkan dengan pelaksanaan Gladi lapang diharapkan siswa yang bersekolah di daerah rawan bencana dapat terlatih dalam menghadapi bencana yang dapat sewaktu-waktu datang. Selain itu, Gladi lapang sigap bencana harus diterapkan di setiap generasi.

“Kami siapkan pondasi yang kuat agar sekolah betul-betul siap siaga menghadapi segala potensi ancaman bencana di wilayahnya,” kata dia.

Di Gunungkidul, dari 124 desa masih didominasi oleh 52 desa yang berada di kawasan pelosok. Heri mengatakan sejauh ini baru terdapat tiga sekolah yang menjadi sekolah siaga bencana. Artinya, 1.000 sekolah rawan bencana di Gunungkidul masih menjadi PR bagi seluruh masyarakat.

Menurutnya, siapa saja dapat berperan serta untuk membantu peningkatan penanggulangan bencana. Terdapat tiga pilar, yakni Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Ia berharap tiga pilar tersebut dapat saling bekerja sama untuk menuntaskan ribuan sekolah di Gunungkidul yang berdiri di kawasan rawan bencana, agar siswa berkesempatan mendapat bekal pemahaman dalam penanggulangan bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya