Jogja
Sabtu, 14 November 2015 - 17:20 WIB

KAWASAN WISATA DIY & JATENG : Harga Komoditas Turun, Pariwisata Dapat "Menyelamatkan"

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Adegan pertarungan Sugriwo dan Subali melawan Mahesa Suro dan Lembu Suro dalam pagelaran Sendratari Sugriwo Subali yang digelar di kawasan objek wisata Gua Kiskendo, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Minggu (18/10/2015) lalu. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Kawasan wisata DIY & Jateng yang nantinya terbentuk dapat memperkuat posisi Indonesia.

Harianjogja.com, SLEMAN-Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sektor industri dan pariwisata harus dikuatkan karena memiliki potensi sekaligus tantangannya cukup besar.

Advertisement

Salah satunya, untuk menghadapi perkembangan harga komoditas yang menurun dan permintaan dunia yang melemah. Di sisi lain, sektor industri yang menjadi sektor unggulan bernilai tambah dan berdaya serap tenaga kerja tinggi kinerjanya semakin turun.

“Pertumbuhan Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan ekspor komoditas primer. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing di dua sektor ini,” katanya dalam jumpa pers Rapat Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Daerah Di Hotel Royal Ambarrukmo, Kota Jogja, Jumat (13/11/2015).

Agus menjelaskan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan kedua sektor tersebut. Hal itu juga menjadi satu di antara fokus pembahasan dalam rapat koordinasi tersebut.

Advertisement

Pihaknya meyakini pariwisata Indonesia bisa dikembangkan dengan penguatan tiga strategi, yakni akses, atraksi, dan daya dukung. Peningkatan akses pariwisata menurutnya sangat penting agar wisatawan lebih mudah menjangkau destinasi.

Sementara industri juga diperkuat dengan banyak upaya seperti memperkuat insentif perdagangan, akses pembiayaan dan akses pasar dan lainnya. ?

Bank Indonesia, kata Agus, memprediksi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa pada 2016 mendatang bisa mencapai kisaran 5,49%. Faktor utama pendorong pertumbuhan tersebut antara lain terus berkembangnya sektor industri dan pariwisata. Agus mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jawa pada kuartal III-2015 mencapai 5,39% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.

Advertisement

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan di level 5,2-5,6%, pihaknya optimistis prediksi itu bisa terwujud. Adapun inflasi pada kuartal III kemarin di Jawa sebesar 6,11% secara year on year.

“Ini masih lebih rendah dari inflasi tahunan Indonesia,” kata Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif