SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Kebakaran Bantul selama musim kemarau ini relatif meningkat.

Harianjogja.com, BANTUL-Musim kemarau yang panjang tahun ini memicu peningkatan angka kebakaran lahan di Bantul. Kebakaran lahan itu kebanyakan terjadi di kawasan lahan marjinal yang banyak tersebar di wilayah Bantul bagain timur.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengatakan, pihaknya telah membuat pemetaan terkait potensi terjadinya kebakaran lahan tersebut. Sejauh ini, setidaknya ada 3 titik yang menurutnya berpotensi, yakni di kawasan Desa Selopamioro dan Wukirsari (Imogiri), serta Desa Seloharjo (Pundong).

Saat dihubungi Senin (31/8/2015) siang, ia mengakui panjangnya kemarau menyebabkan potensi kebakaran lahan itu pun semakin panjang. Itulah sebabnya, jumlah titik kebakaran lahan itu, diprediksikannya akan lebih luas ketimbang tahun lalu.

Memang, hingga bulan Agutus ini, titik kebakaran lahan baru terjadi di 9 titik dengan luas total mencapai lebih dari 1 hektar. Akan tetapi, bukan tidak mungkin jika lokasi kebakaran itu akan terus meluas, mengingat kondisi suhu udara yang tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka titik lokasi kebakaran masih jauh lebih tinggi. Sepanjang tahun lalu, Dwi mengaku, jumlah titik kebakaran lahan di Bantul mencapai 15 titik. “Tapi sekali lagi, ini masih bulan Agustus,” tegasnya.

Tak hanya itu, Dwi menambahkan, kasus kebakaran lahan di Bantul nyaris semuanya bukan faktor alam. Meurutnya faktor alam hanyalah faktor pendukung saja. Sedangkan yang menjadi faktor utama terjadinya kebakaran lahan di Bantul adalah mutlak lantaran human error.

Diakuinya, jenis tanaman yang ada di Bantul, baik yang bersifat perdu maupun kayu, bukanlah tipe tanaman yang bisa menimpulkan percik bunga api. Itulah sebabnya, ia menduga, hampir seluruh kasus kebakaran hutan yang terjadi di Bantul, sepenuhnya lantaran keteledoran manusia. “Kesadaran masyarakat untuk mematikan puntung rokok masih sangat rendah,” katanya.

Sementara itu, Sulistyono, warga Pedukuhan Secang, Desa Seloharjo, Pundong, membenarkan, beberapa hektar lahan di sekitar rumahnya kini memang sudah tampak mengering. Itulah sebabnya, sedikit saja ada warga yang lalai mematikan api, dipastikannya api itu akan membesar. “Karena angin juga kencang di sini,” ucapnya.

Diduganya, hal itulah yang terjadi ketika lahan di sekitar rumahnya terbakar, Minggu (30/8) siang lalu. Ketika itu, lahan dengan luasan puluhan meter persegi itu terbakar. Beruntung tim Dal Ops dari BPBD Bantul segera mendatangi lokasi dan melakukan pemadaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya